jpnn.com - POSO - Gunung Biru Tamanjeka, Poso, Jumat (3/4) pagi kembali jadi sasaran bombardir TNI. Sebanyak 80 roket RM 70 grade marinir caliber 122 ditembakkan ke titik serang yang diduga kuat menjadi persembunyian teroris Santoso alias Abu Wardah.
Puluhan roket dimuntahkan dari peluncur roket marinir di Bandara Kasiguncu dan dari Kapal Perang Hasan Basri di laut Pesisir Poso. Selain dari darat dan laut, serangan juga dilakukan dari udara. Serangan udara dilakukan oleh empat heli tempur jenis bell 412 dan heli serang MI-35P.
BACA JUGA: Di Daerah Ini, Elpiji 12 Kg Dijual Rp 188.000 Per Tabung
Serangan besar-besaran kali kedua setelah di markas Selasa (1/4) lalu kelompok teroris Santoso alias Abu Wardah ini dilakukan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) selama hampir satu jam, sejak pukul 06.10 – 07.00 Wita.
Aksi serangan besar-besaran TNI ke basis kelompok teroris Santoso ini masih dalam rangka latihan perang PPRC di Gunung Biru. Semua bentuk serangan ke gunung biru dikendalikan dari pusat pos komando latihan perang PPRC yang berada di terminal baru Bandara Kasiguncu.
BACA JUGA: 22 Situs Diblokir, BNPT Dicap Tak Punya Kajian Matang
“Serangan roket darat, laut dan udara pagi ini masih bagian dari latihan perang PPRC. Ini serangan tahap dua, kelanjutan dari serangan tahap satu pada Selasa (1/4),” kata Komandan Komando Pendidikan dan Latihan (Dankodiklat) TNI Mayjend I Wayan Maendra, seperti diberitakan Radar Sulteng (Grup JPNN), Jumat (3/4).
Kepada wartawan, jenderal bintang dua ini juga menyebut latihan serangan darat, udara, dan laut pagi kemarin untuk uji prosedur tetap. Latihan perang akan berlangsung hingga 15 April mendatang.
BACA JUGA: Hhmm.. Ratusan Panti Pijat Tak Berizin jadi Tempat Prostitusi
Jumat (3/4) kemarin merupakan hari ke-3 PPRC TNI menggelar latihan perang di gunung biru. Latihan baru akan berakhir dan ditutup pada Rabu (15/4).
Sementara dari Panglima TNI Jenderal Moeldoko menjelaskan, latihan PPRC di Gunung Biru dilakukan guna meningkatkan profesionalisme serta memberikan pemahaman wilayah operasi perang pada prajurit TNI. “Jika terjadi sesuatu pada wilayah-wilayah tertentu dan membutuhkan penanganan TNI, maka prajurit-prajurit TNI sudah mengenal wilayah itu,” sebutnya saat membuka latihan perang, Selasa (1/4) lalu.
Tapi demikian, Moeldoko tak menampik jika latihan perang dilakukan untuk menghentikan langkah kelompok sipil bersenjata pimpinan Santoso alias Abu wardah. “Kalau ketemu Santoso pasti ditindak,” tekannya.
Jenderal dengan empat bintang ini menuturkan bahwa TNI tidak akan memberi ruang bagi kelompok-kelompok radikal ada dan berkembang di wilayah Indonesia. Termasuk di Poso.
“TNI tidak akan memberi tempat bagi berkembangnya paham radikal di Indonesia. Termasuk pada ISIS. Kita tidak akan beri tempat ISIS berkembang di Indonesia. Poso yang kita lihat ada potensi menjadi bertempatnya paham-paham radikal itu maka tidak akan kita biarkan. Karena itu, Poso kita jadikan sebagai tempat pilihan untuk latihan perang PPRC,” tutupnya. (bud)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Densus Baku Tembak di Sulteng, Satu Tewas
Redaktur : Tim Redaksi