TNI dan Polri Tambah Pasukan, Lewat Darat dan Udara

Kamis, 06 Desember 2018 – 15:08 WIB
Prajurit TNI dan Polri menuju lokasi dugaan KKB bantai 31 pekerja. Ilustrasi Foto: Mayer CS/Radar Timika/dok.JPNN.com

jpnn.com, WAMENA - Guna mengevakuasi korban pembantaian oleh KKB (Kelompok Kriminal Bersenjata), TNI dan Polri mengirim personel gabungan sebanyak 127 orang ke Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua.

Kapolres Jayawijaya AKBP, Jan Bernard Reba mengatakan, pasukan dikirim lewat jalur darat dan udara.

BACA JUGA: Berapa pun Biayanya, DPR Dukung TNI - Polri Buru KKB Papua

“Pengiriman personel gabungan ini akan dilakukan melalui dua jalur yaitu jalur udara menggunakan helikopter dan jalur darat menggunakan mobil,” ungkap Jan Reba saat ditemui wartawan di RSUD Wamena, Rabu (5/12).

Dikatakan, untuk personel Polri yaitu anggota Brimob sudah diberangkatkan ke Distrik Yigi dari Mapolres Jayawijaya menggunakan mobil.

BACA JUGA: Ini Versi OPM soal Penembakan di Nduga: Ada TNI, Kami Serang

Saat ini kondisi di Mbua menurut Jan Reba sudah diduduki personel TNI. Bahkan Pos di Mbua yang sempat diserang oleh KKSB saat ini sudah aktif kembali.

“Dalam penyerangan di Mbua ada kelompok masyarakat yang ikut-ikutan menyerang pos TNI. Ini yang perlu kita pisahkan sehingga saat kita melakukan penyisiran tak ada lagi penyusup dalam masyarakat,” tandasnya.

BACA JUGA: Kontak Senjata dengan KKB, TNI - Polri Kuasai Puncak Kabo

Dejak tahun 2016, Jan Reba menyebutkan ada dua kontraktor yang terbunuh di Mugi. Oleh sebab itu, pihaknya sudah memanggil pihak Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) XVIII Jayapura, untuk meminta agar harus ada yang melakukan pengawalan dari aparat keamanan atau ada yang melapor untuk meminta pengawalan dari perusahaan swasta.

Namun selama ini sama sekali tak ada koordinasi dengan Kepolisian untuk menempatkan anggota dalam pengerjaan jalan trans Papua wilayah utara ini bisa dilakukan.

“Kami harap pengamanan harus tetap berjalan agar jangan lagi masyarakat jadi korban. Untuk aktivitas pengerjaan jalan di sana sementara dihentikan,” tuturnya.

Jan Reba menambahkan, KKB pimpinan Egianus Kogoya yang melakukan pembantaian terhadap pekerja proyek di Kabupaten Nduga merupakan DPO dari Kepolisian sejak tahun 2016 yaitu sejak kasus pembunuhan di Mugi.

Selain melakukan pembunuhan di Mugi, KKB pimpinan Egianus Kogoya menurutnya juga melakukan pembantaian di Kenyam saat Pilkada dan pemerkosaan terhadap guru di Mapenduma.

“Dengan serangkaian kasus yang terjadi di Kabupaten Nduga, maka kita sudah menjadikannya sebagai target DPO,” pungkasnya.

Hal senada disampaikan Plt. Kepala Perwakilan Komnas HAM Wilayah Papua, Frits Ramandey yang menyebutkan KKB pimpinan Egianus Kogoya ini sebelumnya pernah melakukan kejahatan luar biasa di Kabupaten Nduga. Mereka menurut Frits Ramandey pernah memperkosa tenaga guru dan mengintimidasi para pekerja kemanusiaan yang ada di Nduga.

Bahkan, catatan Komnas HAM sepanjang tahun 2018, enam kasus kekerasan yang di dalamnya menyebabkan pelanggaran yang pernah terjadi di Kabuten Nduga yakni penembakan pesawat yang terjadi pada Juni 2018 yang melukai pilot, penyerangan warga di Kenyam 25 Juni mengakibatkan 5 warga sipil tewas. Pada 27 Juni dan 4 Juli kontak senjata mengakibatkan warga Nduga mengungsi.(jo/el/nat)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... KKB Berondong Helikopter TNI, Dibalas dari Atas


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
KKB   Pasukan TNI  

Terpopuler