jpnn.com - JAKARTA – Panglima TNI Jenderal Moeldoko, menyatakan bahwa tentara yang ada di Provinsi Nanggoroe Aceh Darussalam (NAD), sangat memadai. Karena itu meski situasi kekerasan dengan penggunaan senjata api meningkat menjelang pemilu 9 April 2014, TNI tidak akan menambah jumlah pasukan yang ada.
“Pengamanan tetap berjalan seperti yang telah diatur sekarang. Jadi nggak ada penambahan khusus. Semua berjalan sesuai dengan kekuatan di daerah,” katanya di Gedung KPU, Jakarta, Kamis (3/4).
BACA JUGA: Jadi Lantamal, Prajurit TNI AL di Tarakan Ditambah
Menurut Moeldoko, kebijakan tersebut diambil, karena hingga saat ini semua pengamanan sebagaimana tugas yang menjadi tanggungjawab TNI, dapat dilaksanakan dengan baik.
“Semuanya masih dalam jangkauan dan semuanya masih dalam jangkauan pengamanan TNI. Tidak ada hal-hal yang perlu dikhawatirkan," katanya.
BACA JUGA: Saatnya Akhiri Pengkubuan di Internal Pemko Medan
Meski belum ada penambahan pasukan, Moeldoko mengakui beberapa aksi kekerasan dengan penggunaan senjata api yang muncul di Aceh dalam beberapa waktu terakhir, patut diwaspadai. Nah, guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, TNI menggunakan anggaran yang diberikannya untuk kegiatan yang bersifat intelijen.
“Dukungan anggaran yang disetujui sekitar Rp 100 miliar lebih. Ini akan kita gunakan secara maksimal untuk sejumlah kegiatan. Mulai dari pengerahan kekuatan dan ada juga kegiatan yang bersifat intelijen, serta preventif aktif,” katanya.
BACA JUGA: Banyak Ijazah Palsu UNM untuk Lamar jadi CPNS
Meski begitu, lanjut Moeldoko, TNI akan tetap melaksanakan tugas sesuai fungsi yang diatur dalam undang-undang. Karena itu jika muncul aksi kekerasan dan kondisi tersebut dapat diselesaikan oleh kepolisian, TNI belum akan turun tangan. “Kalau mereka (Polri) minta, maka kami akan langsung turun,” katanya. (gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gempa Chili, Malang Selatan Waspada Tsunami
Redaktur : Tim Redaksi