JAKARTA - Bak bola, tudingan intimidasi militer terkait kongres PSSI yang dilemparkan Ketua Komite Normalisasi Agum Gumelar terus menggelindingKemarin (18/5), TNI AD meminta mantan komandan Kopassus itu langsung menyebut nama siapa yang bertanggung jawab melakukan gerakan tersebut
BACA JUGA: Porto Ikat Hulk hingga 2016
"Tolong tunjukkan faktanya agar kami bisa menindaklanjuti
BACA JUGA: Giallorossi Minati Landon Donovan
Kami ini institusi besar, punya perangkat hukum untuk melakukan penindakan," tegas Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigjen Wiryantoro NK di Balai Media TNI AD, Jalan Abdurahman Saleh, Jakarta Pusat, Rabu (18/5).Wiryantoro menjamin, tak ada perintah dari KSAD Jenderal George Toisutta yang diusung kelompok yang menamakan diri sebagai Kelompok 78 sebagai calon ketua umum PSSI bergandengan dengan Arifin Panigoro terkait masalah PSSI
BACA JUGA: Paciencia Tinggalkan Braga usai Final
Jadi, sejak awal TNI AD sama sekali tidak dilibatkan," katanyaWiryantoro tidak "berani" menyebut langsung nama Agum Gumelar yang pensiun dari tentara dengan pangkat terakhir letnan jenderal ituSelama diwawancara, jenderal yang lama di Korps Perhubungan TNI AD itu tidak sekalipun menyebut nama "Agum" dan menggantinya dengan kata "beliau."
"Beliau adalah purnawirawan jenderal, mantan pejabat TNI AD dan lama sebagai pimpinan di teritorialTentu tahu persis apa tugas pokok territorial," katanya.
Bagaimana dengan kejadian di Pekanbaru, Riau, yang melibatkan tentara dalam pengamanan? Wajah Wiryantoro agar terhenyak seperti terkejut saat ditanya seperti itu"Oh, itu," katanya lalu terdiam sejenak
"Pelibatan tentara saat itu sudah berdasar koordinasi antara polisi dan korem setempatKarena ada indikasi kekurangan personel pengamanan," katanya
Lantas, kalau nanti Agum bisa menunjukkan fakta? "Oh, silahkanKami justru siap dan segera menindaklanjutiDa peraturan, ada sanksinyaSilahkan, segera saja tunjuk faktanya kalau ada," katanya
Namun, jika ternyata tudingan itu tidak benar, TNI AD meminta ada klarifikasi dari pihak panitia konggres PSSI"Sebab, nama baik dan kehormatan institusi TNI AD sedang dipertaruhkanIni sudah era reformasi militer, bukan lagi zamannya yang seperti itu," tegasnya.
Agum pertama melemparkan tudingan itu pada Selasa lalu (17/5)Mertua pebulu tangkis Taufik Hidayat tersebut menyebutkan adanya "pemaksaan" terhadap pemilik suara di daerah untuk meneken mosi tidak percaya kepada KN, badan bentukan FIFA yang diketuai Agum dan diberi mandat menghelat kongres PSSI yang dijadwalkan berlangsung besokPelakunya adalah jajaran aparat teritorial, di antaranya asisten kodam dan komandan kodim.
"Saya berusaha tidak percaya aparat teritorial berbuat seperti ituRasanya itu sulit dipercaya," kata Agum di jumpa pers di kantor PSSI pada Selasa sore lalu (17/5)
Selain dari tentara, bantahan terhadap tudingan Agum juga datang dari pendukung duet George Toisutta-Arifin Panigoro"Pernyataan itu tidak benar dan akan menyesatkan masyarakatApa yang dikatakan Pak Agum itu sama sekali tidak benarKami datang dengan hati nuraniPak Agum Jangan bohongi rakyat," kata Usman Fakaubun, salah satu pentolan kelompok 78 dalam jumpa pers di Hotel Sahid kemarin siang
Mengenai kongres, meski oleh KN -berdasarkan instruksi FIFA- nama George-Arifin tidak masuk dalam daftar calon ketum dan waketum, kelompok 78 akan tetap datang ke kongres dan memilih nama George-Arifin"Apapun risikonya," kata Usman.
Kengototan mereka yang mengaku pemilik "mayoritas suara" itu menjadi ancaman berjalannya kongres yang akan dimulai pukul 14.00 WIB besok siang di Golden Ballroom, Hotel Sultan JakartaAda kemungkinan apa yang terjadi pada kongres PSSI 26 Maret lalu di Pekanbaru Riau akan terulang
Saat itu, mayoritas pemilik suara mengambil alih kongres yang ditinggalkan oleh pengurus PSSI pimpinan Nurdin HalidNurdin cs takut dengan pergerakan massa yang terjadi saat itu.
Ketika itu, suasana kongres di Hotel Premier, Pekanbaru, terasa mencekam dengan kehadiran tamu tak diundang berambut cepak berpakaian sipil yang jumlahnya sekitar 250 orang di arena kongresMereka inilah yang kemudian menyemangati peserta untuk masuk ke ballrrom yang awalnya terkunci
Melihat masih bersikukuhnya pendukung George-Arifin saat ini, bukan tidak mungkin kejadian serupa akan terulangSkenarionya, mayoritas suara akan menguasi kongres dengan "menyisihkan" KN dan menghasilkan kepengurusan baruHasil "pemaksaan" itu lalu dilaporkan ke FIFA dan diklaim sebagai keinginan mayoritas pemilik suara
"Apapun risikonya kami akan usung Pak George dan Pak Arifin sampai titik darah penghabisanKami ingin kongres digelar sesuai aturan," tegas Usman Fakaubun
Mengantisipasi agar kejadian di Pekanbaru tidak terulang, KN sudah melakukan pembicaraan intensif dengan pihak keamananKN telah berkoordinasi dengan Kapolsek Tanah Abang, Kapolres Jakarta Pusat, dan Polda Metro JayaPengamanan yang diterapkan akan disamakan seperti saat timnas bermain di Piala AFF lalu
Jumlah personel yang disiapkan sekitar 400 orangSelain lokasi kongres, kantor PSSI juga akan diamankan untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkanPengamanan juga akan akan melibatkan Polisi Militer
Sementara itu, dugaan mayoritas pemilik suara tidak akan datang sehingga kongres tidak sah karena tidak kuorum sementara ini terbantahkanSebab sampai tadi malam pukul 19.00 WIB, sudah 92 pemilik suara dari total 101 anggota PSSI yang punya hak pilih di kongres telah mengirimkan nama-nama delegasi. "Itu indikasi minat untuk mengikuit kongres tinggi," kata Joko Driyono, anggota KN yang juga acting Sekjen PSSI.
Dari 92 pemilik suara yang sudah mengirimkan nama delegasi, tiga diantaranya bermasalah karena ada delegasi gandaYaitu, Pengprov PSSI Sumatera Utara, ISP Purworejo, dan Perseba Bangkalan. "Status mereka akan kami putuskan secepatnyaMengenai pemilik suara yang belum mengirim delegasi sampai saat ini saya kira itu wajarBisa dimaklumiBesok (hari ini-red) mereka tetap kami dilayani," lanjut Joko
Hari ini, pukul 12.00-17.00 WIB adalah masa registrasi peserta kongres. Besok, kongres akan dimulai pukul 14.00 WIB sampai selesai.
Di bagian lain, Menpora Andi Malarangeng meyakini kalau kongres yang akan berlangsung besok tidak akan bernasib sama dengan kongres yang pernah digelar di Pekanbaru pada Maret laluMisalnya, soal adanya keterlibatan dari militer dalam pelaksanaan kongres"Kongres ini akan dilakukan tanpa tekanan mana pun," kata Andi di kompleks Istana Presiden, kemarin (18/5).
Menurut dia, urusan kongres ini merupakan urusan olahraga"Pemilik suara silakan memberikan atau menjalankan tugas dan tanggung-jawab masing-masing," ujar Andi.
Saat ini, lanjutnya, persiapan kongres terus dilakukan oleh KNAndi mengakui masih ada proses hukum di Komite Arbitrase Sport di Zurich"Saya juga menunggu ituMudah-mudahan ada putusan sebelum kongres tapi kalau tidak, persiapan kongres jalan terus," terang mantan juru bicara kepresidenan itu.
Terkait dengan isu adanya money politics dalam kongres nanti, Andi menganggapnya wajar"Kalau isu-isu seperti itu selalu ada," kata Andi lantas menyebut belum mengetahui adanya undangan untuk pemerintah
Tadi malam KN juga menggelar "silaturahmi dengan para calon Ketum, Waketum, dan anggota Exco PSSI periode 2011-2015 di Hotel Le MeredienMenurut Agum, semua kandidat itu sepakat menyukseskan pelaksanaan kongres yang bakal besok.
Mengenai adanya kemungkinan tetap disorongkannya George Toisuta dan Arifin Panigoro sebagai calon Ketum dan Waketum PSSI oleh 78 pemilik suara dalam kongres nanti, Agum mengatakan kongres kali ini diatur oleh ketentuan dan keputusan dari FIFAPencalonan George-Arifini tidak dapat diterima karena bertentangan dengan keputusan FIFA
"Segala upaya untuk mengacaukan kongres dengan memaksakan pencalonan seseorang yang sudah ditolak FIFA akan dicegahPencalonan hanya dapat dimungkinkan jika FIFA mengubah keputusannya," kata Agum Gumelar kepada wartawan.
"Kami menggelar kongres bukan atas dasar kebencian terhadap seseorang tetapi atas mandat dari FIFAPencalonan beliau (Toisuta) baru dapat diterima jika FIFA mengubah keputusannya sampai detik terakhir sebelum pemilihan," lanjutnya Agum(ali/rdl//fal/ttg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jepang Mundur Lagi dari Copa America
Redaktur : Tim Redaksi