Tocotrienols Dalam Vitamin E Bisa Turunkan Risiko Stroke

Rabu, 08 November 2017 – 16:11 WIB
Ilustrasi Foto: pixabay

jpnn.com, JAKARTA - Anda berisiko terserang stroke jika memiliki tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, atrial fibrillation (yang menghasilkan detak jantung tidak teratur), perokok atau peminum berat.

Ketika terjadi stroke, maka hal itu bisa menyebabkan kerusakan besar pada sel otak di daerah yang terkena dan sekitarnya yang menyebabkan kematian sel dan disfungsi. Dan semua ini bisa terjadi hanya dalam hitungan menit.

BACA JUGA: IHWG Week 2017, Hidrasi Sehat Bantu Penglihatan Anak

Mendapatkan stroke juga berarti Anda memiliki risiko lebih besar untuk mengalami stroke berulang lainnya.

Namun, Anda bisa mengambil langkah untuk mencegah stroke berulang dengan kombinasi perubahan gaya hidup dan intervensi medis.

BACA JUGA: Tips Menjaga Bunga Agar Segar Lebih Lama  

Statistik menunjukkan bahwa dalam lima tahun stroke pertama, risiko stroke lainnya bisa meningkat menjadi lebih dari 40 persen.

Stroke berulang sering memiliki tingkat kematian dan kecacatan yang lebih tinggi karena bagian otak yang sudah terluka akibat goresan asli akan terpengaruh lagi.

BACA JUGA: Cekidot! Ini Makanan yang Baik untuk Pencernaan Anda  

Oleh karena itu, perlindungan awal sel otak sangat penting.

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa tocotrienols yang terkandung dalam vitamin E bisa melindungi otak dari kerusakan akibat stroke dan mengurangi risiko stroke rekuren.

"Kerusakan otak saat stroke bisa dicegah dengan memicu pembuluh darah disekitarnya untuk melebarkan dan mengarahkan aliran darah disekitar penyumbatan," kata peneliti tocotrienol, Professor Chandan K. Sen, seperti dilansir laman MSN, Selasa (7/11).

"Pengalihan" pembuluh darah adalah hasil penggunaan suplementasi 10 minggu dengan tocotrienols tokotrienol dalam penelitian model canine-stroke.

Dalam penelitian hewan, 10 anjing menerima 200 mg tocotrienols campuran dan 10 lainnya menerima plasebo (minyak kelapa sawit tanpa tocotrienols) setiap hari selama sepuluh minggu sebelum arteri serebral tengah mereka digunakan untuk mensimulasikan stroke.

Anjing yang menerima tocotrienols mengalami penurunan kerusakan otak secara keseluruhan, penurunan kehilangan koneksi saraf dan aliran darah yang meningkat dibandingkan dengan plasebo.

"Untuk pertama kalinya, dalam model hewan pra-klinis, kami bisa melihat sesuatu yang tidak pernah kami lihat di percobaan tikus, yakni jika Anda terkena stroke dan Anda secara profilaksis diberi tocotrienol, maka area otak yang terkena stroke mendapat aliran darah secara langsung," jelas Chandan.

Professor Sen dan rekan-rekannya menemukan bahwa tocotrienol bisa merangsang arteriogenesis, pemodelan ulang pembuluh darah yang ada yang bisa segera berkembang sebagai respons terhadap permintaan akan darah yang kaya oksigen.

Suplai darah ini bisa memberikan perbedaan besar pada hasil stroke.

Saat ini, pencegahan stroke rekuren hanya berfokus pada obat pengencer darah, termasuk anti platelet dan anti koagulan.(fny/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Susu Hamil atau UHT, Mana yang Lebih Baik?


Redaktur & Reporter : Fany

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler