jpnn.com - JAKARTA - Togar M Sianipar memberikan catatan khusus terhadap kepemimpinan Hulman Sitorus dan Koni Ismail Siregar selama menjadi walikota-wakil walikota Siantar, yang sudah mendekati masa lima tahun.
Yang paling menonjol dan menjadi sorotan publik, lanjut pria berpangkat Komjen (Purn) itu, adalah masalah ketidakkompakan Hulman-Koni.
BACA JUGA: Warga di Daerah Ini Tak Ada yang Berminat Daftar Jadi Panitia Pemilihan Kecamatan
"Ini menyangkut kemampuan seorang pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya. Ketika tidak kompak, maka dia tidak akan mampu menggerakkan sumber daya yang ada. Ini yang saya garis bawahi," ujar Togar, tokoh asal Siantar itu, kepada JPNN kemarin (5/5).
Mantan Kapolda Bali, Kaltim, dan Sumsel yang sejak awal kepemimpinan Hulman-Koni terus memantau dinamika sosial politik di Siantar itu menilai, ketika dua pemimpin itu tak bisa rukun, maka sama dipastikan visi-misi yang diusung saat pilkada lima tahun silam, tidak terealisasi.
BACA JUGA: Kisah Penambang Pasir yang Selamat Usai Bertarung dengan Buaya
"Saat kampanye, visi-misi yang dijual ke masyarakat kan sama. Tapi nyatanya, yang satu ke utara, yang satu ke selatan. Yang satu ke timur, yang satu ke barat. Kedua-duanya sulit bisa dipertanggungjawabkan," tegas Togar.
Lantas, tokoh penting di internal kepolisian itu menyarankan agar masyarakat Siantar nantinya cermat memilih pemimpin yang akan menjalankan roda pemerintahan lima tahun ke depan.
BACA JUGA: Defisit Anggaran, Jatah Raskin di Natuna Berkurang
"Carilah pemimpin yang bisa membangun Siantar dengan hati. Yang tahu problem-problem yang dihadapi Siantar, yang tahu skala prioritas. Yang tahu simpul atau syarat permasalahan utama mana yang harus dipecahkan, yang bisa membawa dampak simultan," kata Togar.
"Kalau cakar-cakaran ya nggak bener. Masa di tahun kedua sudah cakar-cakaran, bentak-bentakan di depan publik. Carilah pemimpin yang visioner, pandangan jauh ke depan. Ini boro-boro visioner, untuk sementara saja sulit dipertanggungjawabkan," kata Togar.
Dia mengingatkan, ada tiga modal penting yang harus dimiliki seorang pemimpin. Pertama, intelectual capital. Seorang pemimpin harus punya kecerdasan, smart, punya pengetahuan dan wawasan yang luas.
Kedua, social capital, bahwa seorang pemimpin harus punya banyak jaringan, dan mampu bekerjasama dengan siapa saja untuk kepentingan rakyatnya.
Ketiga, soft capital, yang berupa kejujuran, bisa dipercaya, punya mental dan karakter yang baik. "Serta bisa menjadi teladan. Tiga hal itu penting dan hanya bisa digerakkan jika punya leadership yang baik. Nah, apakah yang sekarang ini punya ketiga hal itu? Silakan nilai sendiri," pungkas mantan pimpinan Badan Narkotika Nasional (BNN) itu. (sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Belasan TKIB dan Bayi Dipulangkan dari Malaysia
Redaktur : Tim Redaksi