Toilet di Sekolah ini Berbayar, Guru Protes Malah Dimutasi?

Sabtu, 30 September 2023 – 23:00 WIB
Dokumen para siswa di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) I Pamekasan mengikuti upacara bendera dalam rangka Hari Pendidikan Nasional. (ANTARA/HO-MAN I Pamekasan)

jpnn.com - PAMEKASAN - Toilet di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Pamekasan, Jawa Timur berbayar.

Kasus ini mendapat perhatian Inspektorat Jenderal Kementerian Agama Republik Indonesia.

BACA JUGA: Kemenag Usut Kasus Guru Dimutasi Gegara Protes Toilet Berbayar di MAN 1 Pamekasan

Pasalnya, berkembang informasi guru yang memprotes kebijakan tersebut malah dimutasi.

"Sejumlah pihak telah diperiksa terkait kasus ini," ujar Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Pamekasan Mawardi dalam keterangan persnya yang disampaikan kepada media di Pamekasan, Jawa Timur, Sabtu (30/9).

BACA JUGA: Kantor Kemenag Jayapura Dibakar?

Pihak dimaksud antara lain Kepala MAN 1 Pamekasan, No'man Afandi, sejumlah guru dan Satuan Pengamanan di lembaga tersebut hingga pejabat di lingkungan Kemenag Pamekasan.

Dia menuturkan pemeriksaan dilakukan karena kabar yang berkembang di media bahwa guru MAN I Pamekasan yang bernama Mohammad Arif dimutasi dari sekolah itu ke sekolah swasta di pelosok desa.

BACA JUGA: Soal Insiden di Muzdalifah, Kiai Maman Sentil Panitia Haji yang Tak Profesional

Hal tersebut karena Arif memprotes kebijakan toilet berbayar yang diberlakukan di sekolah itu.

Arif menganggap kebijakan itu tidak berpihak dan sangat merugikan siswa.

Dalam pandangannya kebijakan toilet berbagai di MAN I Pamekasan sama dengan memberlakukan lembaga pendidikan sebagai ajang bisnis dan baru pertama kali terjadi di dunia pendidikan.

"Dan setelah protes itu, saya lalu diusulkan untuk dimutasi dan tidak lagi mengajar di MAN I Pamekasan karena dianggap merongrong kewibawaan Kepala MAN I Pamekasan," katanya.

Namun Nu'man membantah tudingan guru Arif.

Dalam keterangan pers yang disampaikan kepada media, Nu'man mengatakan kebijakan memberlakukan toillet berbayar bagi siswa, karena toilet itu kerap digunakan siswa untuk menghindari mata pelajaran tertentu.

Selain itu, kamar mandi juga sering digunakan siswa untuk merokok.

"Jadi, mereka izin ke kamar mandi tetapi sebenarnya bukan untuk mandi. Mereka hanya diam di sana dengan teman-temannya," kata No'man.

Tak hanya itu, siswa juga kerap sembarangan dalam buang air kecil di kamar mandi, sehingga bau tak sedap keluar dari kamar mandi.

"Anak-anak juga kadang iseng dengan membuka bak mandi sehingga air tidak pernah terisi," kata dia.

Atas dasar itu pihaknya menetapkan kebijakan toilet berbayar sebesar Rp 500. Ketentuan itu hanya berlaku saat jam pelajaran berlangsung.

"Ketentuan ini hanya untuk putra, sedang putri tidak," katanya.

Akan tetapi jika mereka tidak punya uang, ujar dia, tetap dipersilakan ke kamar mandi selama jam belajar.

"Alhamdulillah anak-anak mulai ada kesadaran dan tanggung jawab," kata No'man.

Uang yang terkumpul lalu diserahkan ke masjid sebagai bagian dari amal jariyah bagi anak-anak yang ke kamar mandi.

"Saya sampaikan ke anak-anak, ini amal sampeyan ke masjid," katanya.

Kepala MAN I Pamekasan No'man Afandi lebih lanjut menjelaskan, kebijakan memberlakukan toilet berbayar hanya berlangsung selama tiga bulan dan setelah itu tidak berlaku. (Antara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Menag Yaqut Ancam Pulangkan Petugas Haji Nakal


Redaktur & Reporter : Kennorton Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler