JAKARTA – Nama besar KH Abdul Wahid Hasyim dengan segudang pemikirannya yang telah memberikan kontribusi bagi perjuangan kemerdekaan dan pembangunan Indonesia, memang tak bisa dilupakanBahkan, nama Wahid Hasyim sejajar dengan para founding fathers lainnya, seperti Soekarno dan Hatta
BACA JUGA: Bagir Manan Jajal Masjid Baru di MA
Untuk tetap melestarikan pemikiran Wahid Hasyim tentang agama, pendidikan, politik dan sosial kemasyarakatan, keluarga besar Wahid Hasyim seperti Solahuddin Wahid, Lily Wahid, dan lainnya, bekerjasama dengan Kementerian Agama RI melaksanakan Peringatan Satu Abad (100 Tahun) K.H
BACA JUGA: Gayus Punya 8 Wig Untuk Menyamar
Wahid HasyimBeragam kegiatan akan dilakukan di sejumlah kota di Jawa, Sumatera dan Sulawesi
BACA JUGA: Polri Segera Periksa Wartawan Al Jazeera
Menurut Ketua Umum Panitia Pelaksana Satu Abad KH Wahid Hasyim, Aisyah Hamid Baidlowi, acara ini digagas sebagai bentuk penghormatan sekaligus mengangkat pemikiran-pemikiran Wahid Hasyim, khususnya yang terkait tentang pembaharuan Islam Indonesia”Sebagaimana pahlawan bangsa lainnya, kita harus menghormati dan mengangkat nilai perjuangan para pahlawanBegitupun untuk Wahid HasyimNilai dan semangat perjuangannya demi kemerdekaan bangsa, patut diteladani,” kata Aisyah.
Abdul Wahid Hasyim adalah salah satu putra bangsa yang ikut mengukir sejarah negeri ini pada masa awal kemerdekaan IndonesiaTerlahir Jumat Legi, 5 Rabi’ul Awal 1333 atau 1 Juni 1914, Wahid Hasyim mengawali kiprahnya pada usia muda”Banyak kontribusi penting yang diberikan beliau (Wahid Hasyim, Red) bagi agama dan bangsaRumusan Ketuhanan Yang Maha Esa dalam Pancasila sebagai pengganti Kewajiban Menjalankan Syariat Islam bagi Pemeluk-Nya tidak terlepas dari peran seorang Wahid HasyimKarena ia dikenal sebagai tokoh yang moderat, substantif dan inklusif,” ulas KH Solahuddin Wahid, putra Wahid Hasyim.
Melestarikan pemikiran founding fathers, menurut Gus Solah, sapaan akrab Solahuddin Wahid, wajib dilakukan agar bangsa Indonesia tidak menyimpang dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara”Karena belakangan, apa yang kita lakukan sudah jauh menyimpang dari yang dicita-citakan oleh pendiri negeri ini.
Salah satunya, Pancasila terus menerus dirongrong dengan cara-cara kelompok tertentu yang tidak bernapaskan PancasilaBahkan semakin marak gerakan radikal yang mengatasnamakan agamaIni sudah bahaya,” ungkap Gus Solah.
Sementara, putri Wahid Hasyim yang dikenal vocal sebagai anggota DPR RI Lily Wahid menegaskan pemikiran ayahnya, Wahid Hasyim, dalam bingkai NKRI adalah tetap menjunjung tinggi perbedaan seperti yang termaktub dalam Bhineka Tunggal Ika”Dan prinsip itu tergambar dalam kehidupan sehari-hari beliau (Wahid Hasyim, Red)Sehingga kami bias belajar banyak tentang pluralisme dan keberagaman,” kata bunda, sapaan akrab Lily Wahid.
Munculnya isu NII (Negara Islam Indonesia), menurut Lily Wahid jelas menunjukan dari dulu hingga sekarang selalu ada gerakan yang berusaha merongrong kedaulatan IndonesiaSehingga Indonesia tidak pernah bisa menjadi bangsa yang besar
”Pondasi awal Indonesia berdiri bukan negara berdasarkan agamaDan itu harus kita kawal terus karena komitmen para founding fathers tersebut bukan hal sepeleSebagai generasi penerus kita harus berani menjaga, mengawal dan melestarikannya sehingga gerakan radikal yang merongrong NKRI tidak akan punya tempat,” ujar Lily Wahid(dms)
BACA ARTIKEL LAINNYA... NII Rambah PNS, Kepala Daerah Diminta Deteksi
Redaktur : Tim Redaksi