jpnn.com, JAKARTA - Mantan Ketua Umum Partai Golkar dan mantan Ketua DPR RI, Akbar Tandjung meramaikan bursa cawapres pada Pilpres 2019 mendatang. Nama lain yang juga ikut meramaikan bursa cawapres adalah Surya Paloh (mantan politisi Golkar yang kini memimpin Partai Nasdem), Prabowo Subianto (pendiri Gerindra), Jusuf Kalla (Wapres), dan Wiranto (pendiri Hanura yang kini menjebat menkopolhukam).
Nama Akbar muncul dalam survei yang dilakukan Independent Data Survey atau IDS terhadap kandidat calon presiden atau Cawapres yang dipilih responden. Bahkan elektabilitas Akbar mengalahkan nama Wali Kota Bandung Ridwan Kamil yang kini maju sebagai salah satu Calon Gubernur Jawa Barat.
BACA JUGA: Fahri Duga Jokowi Bisa Kehilangan Tiket Capres, Ini Sebabnya
Akbar Tandjung dalam survei ini juga mengalahkan Muhaimin Iskandar, Ketua umum PKB yang kini mengkampanyekan diri sebagai Cawapres.
Akabr Tandjung, Surya Paloh, Kalla, Prabowo dan Wiranto itu seakan memosisikan diri sebagai tokoh senior yang ikut mendampingi tokoh baru atau muda yang muncul nama-nama seperti Gatot Nurmantyo, Anies Baswedan, Agus Harimurti Yudhoyono, dan juga Mahfud MD.
BACA JUGA: Fahri Hamzah Ajak Kader PKS Bersatu Mendukung Anis Matta
Kemunculan tokoh Akbar Tandjung yang dipilih sebagai salah satu Cawapres dan sederet politisi senior meramaikan panggung politik menjelang Pilpres 2019 mendatang.
Peneliti lembaga survei, Independent Data Survey atau IDS, Dr. Edhy Aruman, mengungkapkan hasil survei IDS itu, Senin (23/4).
BACA JUGA: Jokowi Unggul Lagi, Fadli Bisa Bikin Survei Prabowo Menang
“Tujuan survei untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap calon pasangan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia dalam pemilu 2019 nanti, kemungkinan peta persaingan antar pasangan calon yang diproyeksikan akan diusung oleh partai politik di tahun 2018 ini, dan peluang tokoh muda dan non-partai dalam peta persaingan tersebut,” kata Edhy Aruman.
Selama ini, kata Edhy, IDS pengalaman menyelenggarakan berbagai survey nasional untuk kepentingan internal bisnis klien, namun karena menariknya situasi politik menjelang Pilpres-Pemilu 2019, IDS memperluas kegiatannya untuk melakukan survey politik.
Edhy Aruman menjelaskan, dari preferensi nama kandidat wakil presiden secara terbuka (top of mind) dan tertutup (disebut dengan alat bantu di survei), IDS mendapatkan bahwa nama Gatot Nurmantyo, Anis Baswedan, Mahfud MD dapat disebut sebagai tokoh non-partai politik yang konsisten mendapatkan preferensi responden survei sebagai kandidat pasangan Wakil Presiden siapapun Presiden yang akan menjadi kandidat di 2018 ini.
Sementara tokoh Partai Politik secara konsisten disebut memiliki preferensi oleh responden survei adalah Agus Harimurti Yudhoyono, Wiranto, Akbar Tandjung, Muhaimin Iskandar, Surya Paloh. Di dalam tokoh partai terdapat variasi senioritas-junior seperti nama Wiranto (Partai Hanura), Akbar Tandjung (Partai Golkar), Surya Paloh (Partai Nasdem), “versus” tokoh muda Partai Demokrat dengan AHY, dan Muhaimin Iskandar (Partai Kebangkitan Bangsa)
Edhy memaparkan, dengan pertanyaan terbuka (top of mind): Gatot Numantyo (19.8%) merupakan kandidat paling unggul, diikuti oleh Anies R. Baswedan (10,4%), Agus Harimurti Yudhoyono (9,4%), Yusuf Kalla (5,4%), Prabowo Subianto (4,8%) sebagai nama yang muncul di responden sebagai kandidat Wakil Presiden, yang dapat dipasangkan dengan siapapun kandidat presiden di 2018 ini. Berturut turut, setelah 5 nama tersebut diikuti oleh Mahfud MD (4.6%), Wiranto (3,7%), Surya Paloh (2,7%), Akbar Tandjung (2,5%), Ridwan Kamil (2,3%), dan Muhaimin Iskandar (2,1%).
Survey dilakukan pada warga negara Indonesia di 6 kota yakni Medan DKI, Bandung, Yogjakarta, Surabaya, Makassar, dengan jumlah sampel 520 responden, margin kesalahan 4.3%.
Responden survey adalah mereka yang sudah mempunyai hak pilih yaitu mininimal berusia 17 tahun, sudah menikah dan bukan anggota TNI/POLRI. Metode survei menggunakan metode Stratified Multistage Random Sampling, dengan unit terkecil adalah kelurahan. Dari kelurahan terpilih kemudian ditentukan RT dengan menggunakan angka acak, dan menentukan KK yang terpilih dengan metode KISHGRID. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara tatap muka menggunakan kuesioner terstruktur yang telah disusun sebelumnya sesuai tujuan survei, dilakukan pada 9-15 April 2018.
Survei memfokuskan kepada elektabilitas kandidat presiden, kandidat wakil presiden baik untuk nama-nama yang sudah muncul di dalam surve-survei nasional selama tahun 2018. Survei juga memunculkan nama kandidat (Presiden atau wakil presiden) yang tidak pernah dipublikasikan oleh lembaga survei politik di 2018, namun memiliki ketokohan baik karena berafiliasi dengan partai politik, tokoh nasional non-parpol, tokoh yang mendapatkan exposure publik.
Jokowi Terkuat
Mengenai Capres, Edhy Aruman menjelaskan, hasil survei masih menempatkan Jokowi sebagai yang terkuat. Dengan pertanyaan terbuka (top of mind): Jokowi (49.8%) merupakan kandidat paling unggul, diikuti oleh Prabowo Subianto (29.0%), Gatot Nurmantyo (4%), dan Tuan Guru Bajang (2.9), Agus Harimurti Yudhoyono (1.3%).
IDS melakukan uji nama dengan 18 nama disodorkan kepada responden. Nama-nama dipilih dengan asumsi dikenal publik karena ketokohan di partai politik dan/atau ketokohan di tingkat nasional seperti Joko Widodo (Jokowi), Puan Maharani, Prabowo Subianto, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Akbar Tandjung, Aburizal Bakrie, Airlangga Hartarto, Wiranto, Surya Paloh, Anis Matta, Muhaimin Iskandar (Cak Imin), Zulkifli Hasan, Hutomo Mandala Putra (Tommy Soeharto), Yusril Ihza Mahendra, Osman Sapta Odang, Mahfud MD, Gatot Nurmantyo, dan Anies Rasyid Baswedan.
Berdasarkan daftar nama yang disodorkan IDS, responden memilih 1 nama di antara 18 nama-nama tokoh dengan persentase sebagai berikut Jokowi (52.3%), Prabowo Subianto (31.0%), Gatot Nurmantyo (5.8%), Agus Harimurti Yudhoyono (2.7%), Mahfud MD (1.2%).
Dari daftar 18 nama yang dipilih Jokowi, Prabowo, AHY sebagai tokoh Partai. Bagaimana dengan tokoh-tokoh senior Partai Politik? Responden memiliki preferensi dengan tokoh partai di luar PDIP dan Gerindra, namun dengan mereka dipilih dengan persentase di bawah 1 persen berturut-turut Wiranto, Akbar Tandjung, Surya Paloh, dan Aburizal Bakrie.(jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Omongan Amien Rais Dimentahkan Elite PAN
Redaktur : Tim Redaksi