Tokoh TNI Ungkap 3 Kelompok KKB di Papua, yang Pertama Kekuatan Inti

Selasa, 14 Desember 2021 – 16:24 WIB
KKB pimpinan Lamek Tablo melakukan pembakaran sejumlah fasilitas umum di Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Senin (13/9). Foto: ANTARA/HO-pihak ketiga

jpnn.com, JAKARTA - Mantan Asisten Operasi (Asops) Panglima TNI Mayor Jenderal (Purn) Supiadin Aries Saputra menyebut tiga elemen kekuatan kelompok kriminal bersenjata atau KKB di Papua.

Supiadin juga mengulas strategi mereka sehingga masih eksis menyerang TNI-Polri dan masyarakat.

BACA JUGA: KKB Tembaki Pos Brimob di Pegunungan Bintang

"Jadi mereka terdiri dari tiga kelompok, yang pertama adalah kelompok bersenjata. Ini sebenarnya kekuatan inti mereka," kata Supiadin di kanal YouTube Hersubeno Arief, dikutip JPNN.com, Selasa (14/12). 

Mantan anggota DPR RI periode 2014-2019 itu mengungkapkan teroris KKB dari waktu ke waktu terus memperkuat kelompok bersenjatanya. Itu kata kuncinya.

BACA JUGA: Kabar Terbaru Soal Kontak Tembak Satgas TNI Vs KKB di Yahukimo Papua

Tengok saja 34 tahun terakhir, kata Supiadin, mereka makin intens mereka mengganggu.

Kelompok kedua dipimpin Benny Wenda memanfaatkan kedekatan dengan Melanesia Brotherhood.

BACA JUGA: Guru Honorer Lulus Passing Grade PPPK 2021 Menyampaikan Tuntutan, Lugas!

Tidak heran negara kecil seperti Vanuatu dan lainnya mati-matian mendiskreditkan Indonesia dan membela teroris KKB.

"Kelompok ini ada. Mereka yang kita kenal dipimpin kelompok Benny Wenda," kata mantan Pangdam IX/Udayana ini.

Kelompok ketiga merupakan gerakan bawah tanah yang tugasnya melakukan teror kepada rakyat Papua, untuk ikut mendukung aksi mereka.

Masyarakat dipengaruhi dalam segala hal agar mendukung. Bahkan, termasuk mencari sumber-sumber senjata untuk kepentingan kelompok ini. 

"Itulah yang menyebabkan mereka hari ini terus ada. Itu juga ciri gerakan separatis, kita bisa lihat model begini ada di mana-mana," terangnya 

Dia mengatakan semua hal yang dilakukan pemerintah pusat mulai dari membangun jalan tol, memberikan dana otonomi khusus dan perbaikan kesejahteraan kepada masyarakat tidak diperhatikan teroris KKB.

Semua pendekatan ekonomi, sosial budaya, kesejahteraan yang sudah dilakukan tidak mampu mengubah pendirian mereka.

"Karena dia tidak butuh jalan tol. Itu yang mereka ucapkan," kata alumni Akabri 1975.

Sekarang yang penting adalah perlunya strategi komprehensif untuk Papua.

Memang, kata dia, hal itu tidak mudah, tetapi pemerintah harus mencari strategi baru menangani teroris KKB Papua. Yang tak kalah penting harus bersikap tegas.

"Kita (pemerintah) tidak bisa membiarkan setiap hari prajurit kita dibunuh, rakyat juga dibunuh, pegawai-pegawai perusahaan dibunuh," ujarnya. (esy/jpnn)

 

 

 

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur : Soetomo
Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler