Tol Laut Wujudkan Rasa Keadilan Ekonomi Masyarakat Terpencil  

Senin, 26 April 2021 – 18:33 WIB
Kemenhub buka rute baru tol laut yang menghubungkan Papua dan Papua Barat. Foto dok Humas Kemenhub

jpnn.com, JAKARTA - Program Tol Laut terus mengalami peningkatan baik dari segi infrastruktur, trayek, armada, jumlah muatan, maupun kapasitas.

Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub Agus H Purnomo berharap program Tol Laut terus mendapat dukungan dari masyarakat.

BACA JUGA: Menhub Minta Muatan Balik Tol Laut Terus Dioptimalkan

Sebab, Tol Laut bertujuan meningkatkan kelancaran distribusi dan mengurangi disparitas harga barang, terutama kebutuhan pokok di daerah terpencil, tertinggal, terluar dan perbatasan (3TP).

Agus memaparkan bahwa pihaknya sudah menyiapkan ratusan kapal dalam pengoperasian Tol Laut. Di antaranya sebanyak 26 kapal PSO penumpang, sebanyak 113 kapal sabuk nusantara dan 20 kapal Rede.

BACA JUGA: Optimalisasi Program Tol Laut Butuh Sinergi Semua Pihak

"Dari pelabuhan dan kapasitasnya, kami menyiapkan pelabuhan-pelabuhan agar siap disinggahi, baik untuk bongkar muat, pengamanan, dan lain-lain," kata Agus kepada wartawan di Jakarta, Senin (26/4).

Melalui Tol Laut, upaya Pemerintah untuk memberikan keadilan ekonomi bagi masyarakat di daerah 3TP pun benar-benar dirasakan. Sebagai contoh, dampak keberadaan Tol Laut dirasakan betul di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.

BACA JUGA: Kemenhub Tambah 4 Trayek Baru Tol Laut

Pelabuhan Nunukan merupakan pintu masuk untuk memenuhi kebutuhan pokok dan bahan bangunan bagi masyarakat yang tinggal di wilayah perbatasan Indonesia dengan Malaysia.

Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas IV Nunukan Capt. Yohanis Tedang mengatakan, selama ini sebagian besar kebutuhan masyarakat di pulau-pulau yang berada di wilayah kabupaten Nunukan berasal dari Tawao, Malaysia.

"Namun adanya Tol Laut yang disiapkan oleh Pemerintah sangat membantu kebutuhan masyarakat di perbatasan, khususnya di Kabupaten Nunukan yang bersebelahan dengan Malaysia," kata Tedang, seperti dikutip Humas Dirjen Perhubungan Laut.

Tol Laut di Nunukan, semula hanya ada satu rute saja dengan tujuan Makassar. Namun, karena banyaknya potensi produk unggulan di daerah tersebut, tahun ini rute Tol Laut bertambah dengan tujuan Pulau Jawa melalui pintu masuk Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.

Tedang menyebutkan barang yang dibawa melalui Tol Laut menuju Nunukan meliputi bahan bangunan, kayu, besi, semen, mie, tepung, air meneral, pakan ayam, dan kebutuhan pokok lainnya.

Sementara produk unggulan yang dikirimkan dari Nunukan adalah rumput laut dan produk lokal lainnya.

"Ada dua kapal yang beroperasi ke wilayah Nunukan yakni KM Kendhaga Nusantara enam, pelabuhan asal Makassar dan KM Kawas Mas, pelabuhan asal Tanjung Perak Surabaya," kata Tedang.

Kemenhub mencatat trayek Tol Laut terus bertambah sejak diluncurkan pada 2015. Trayek tersebut terus bertambah menjadi 6 trayek pada 2016. Berlanjut pada tahun 2017, ada 13 trayek baru Tol Laut.

Kemudian pada 2018 bertambah menjadi 18 trayek. Di 2019 bertambah 20 trayek dan di 2020 bertambah 26 trayek. Untuk tahun ini, Ditjen Hubla menambah empat trayek baru sehingga keseluruhan menjadi 30 trayek.

Penambahan jumlah trayek tersebut diiringi dengan penambahan jumlah pelabuhan dan kapal dengan melibatkan 106 pelabuhan, yang terdiri atas 9 pelabuhan pangkal, dan 97 pelabuhan singgah. (jlo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler