jpnn.com, JAKARTA - Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (Ditjen Hubla) Kemenhub terus melakukan optimalsisasi dan akselerasi program tol laut dengan menambah trayek baru.
Hal tersebut dilakukan guna menunjang pendistribusian barang dan pengembangan ekonomi di daerah terpencil dan belum berkembang. Selain itu sebagai upaya menurunkan disporitas harga antara wilayah Indonesia bagian barat dan Timur.
BACA JUGA: Kemenhub Dorong Optimalisasi Muatan Balik Tol Laut Fakfak
“Program Tol Laut ini bertujuan memangkas biaya logistik sehingga harga yang diterima oleh masyarakat sebagai pengguna akhir menjadi tidak terlalu mahal dan konektivitas antardaerah," kata Agus Purnomo, Dirjen Hubla, dalam siaran pers, Sabtu (17/4).
Komitmen Agus mengembangkan Tol Laut terlihat dari progres yang terus berjalan. Rute Tol Laut awalnya hanya memiliki dua trayek pada 2015.
BACA JUGA: Kemenhub Buka Rute Baru Tol Laut, Akses Konektivitas dengan Papua Barat
Trayek tersebut terus bertambah hingga 6 trayek pada 2016, kemudian berlanjut pada 2017, ada 13 trayek baru Tol Laut.
Pada 2018, bertambah lagi 18 trayek. Pada 2019 bertambah 20 trayek dan 2020 bertambah 26 trayek. Penambahan jumlah trayek tersebut selalu diiringi dengan penambahan jumlah Pelabuhan dan kapal.
BACA JUGA: Kemenhub Tambah Trayek Tol Laut, Tahun Ini Jadi 30
"Ditjen Hubla menambah empat trayek baru sehingga keseluruhan menjadi 30 trayek pada 2021. Melibatkan 106 pelabuhan, yang terdiri atas sembilan pelabuhan pangkal, dan 97 pelabuhan singgah," beber Agus.
Progres Tol Laut, menurut Agus, langsung dapat dirasakan dengan adanya penurunan harga logistik di daerah. Merujuk data Kementerian Perdagangan, daerah yang dilewati Tol Laut saat ini masyarakatnya sudah menikmati penurunan harga barang antara 20-30 persen.
‘’Tol Laut selama ini telah berhasil mengurangi disparitas harga yang selama ini menjerat masyarakat terutama di wilayah Indonesia Timur serta daerah Tertinggal, Terpencil, Terluar dan Perbatasan (3TP),'' papar Agus.
Meski begitu, lanjut Agus, untuk membantu Indonesia bagian timur terbebas dari disparitas harga, maka diperlukan pelayaran yang berkesinambungan, tetap dan teratur melalui penyelenggaraan angkutan barang di laut ke seluruh wilayah Indonesia.
Hal ini terjawab dengan dilakukannya penambahan rute baru Tol Laut dengan kode T-19 di Papua yang dilayani oleh penugasan kapal milik PT Pelni yaitu Kapal Logistik Nusantara 2.
Adanya rute tol laut tersebut membuka pelabuhan-pelabuhan baru, di antaranya Pelabuhan Kokas di Kabupaten Fakfak, Pelabuhan Korido di Kabupaten Supriori dan Pelabuhan Depapre di Kabupaten Jayapura dalam rangka Ships Promote the Trade. (jlo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh