jpnn.com, JAKARTA - Politikus PDI Perjuangan Effendi Simbolon mengatakan kalau memang partai politik yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Kerja (KIK) dan Presiden Joko Widodo sepakat Partai Gerindra ikut bergabung dalam pemerintahan, itu merupakan bagian sah-sah saja untuk dibahas maupun diakomodasi.
Hanya saja, secara pribadi Effendi melihat kalau seperti ini model demokrasi maka ke depan masyarakat semakin apatis terhadap partai politik. Anggota Komisi I DPR itu menegaskan sebaiknya partai politik bersikap konsisten. Menurut dia, ketika dalam pemilu berlawanan, berarti sudah berbeda visi sehingga tidak mungkin bisa bergabung bersama.
BACA JUGA: Percayalah, Prabowo Pasti Loyal kepada Pak Jokowi
“Wong berbeda visi, bagai air dan minyak masa bisa bersatu, tidak mungkin, tetapi semua harus patuh kepada negara,” ungkap Effendi dalam diskusi Negbut Munas Parpol Jelang Kabinet Baru di Jakarta Pusat, Sabtu (20/7).
BACA JUGA: Gerindra Kerap Sudutkan Jokowi tetapi Mau Masuk Pemerintahan? Kiai Maman: Menyakitkan
BACA JUGA: Gerindra Kerap Sudutkan Jokowi tetapi Mau Masuk Pemerintahan? Kiai Maman: Menyakitkan
Effendi menegaskan sebaiknya Partai Gerindra tetap berada di luar koalisi pemerintahan. Menurut dia, perbedaan bukan berarti membuat harus bermusuhan. “Iyalah (tetap di luar), wong berbeda kok. Kita setahun lebih dalam tanda petik berbeda, dalam tanda petik berseberangan. Ya kasihan rakyatnya, biarlah ada pemilihan tetapi tidak membuat kita bermusuhan,” katanya.
Menurut Effendi, kalau ingin partai politik konsitenl, tidak usah terlalu diakomodasi sampai ke seluruh keinginan maupun kebutuhannya. “Akhirnya tidak pernah konsisten,” tegas anggota Komisi I DPR dari Fraksi PDI Perjuangan ini.
BACA JUGA: Effendi Simbolon Tidak Setuju Gerindra Diajak Masuk Koalisi, Begini Alasannya
Dia menegaskan bahwa tidak perlulah ada pertemuan-pertemuan lagi, karena yang terjadi bukanlah peperangan maupun permusuhan. Menurut dia, yang terjadi adalah kompetisi politik lima tahunan.
“Dengan katanya ada pertemuan hari ini, misalnya di Yogyakarta, pertemuan lagi, sudah cukuplah. Apalagi, wong bukan musuh, bukan perang, hanya kompetisi yang sifatnya lima tahunan. Jadi, jangan dimanjakan,” kata Effendi.
Effendi mengatakan PDI Perjuangan yang satu koalisi dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) saja, belum tentu bisa selalu sama. Namun, ujar dia, dengan kemapanan, kearifan maka bisa memahami dan mengakui di mana posisi PKB, maupun PPP.
“Itu yang seharusnya dikedepankan. Bukan diakomodasi, dimanjakan. Kami akhirnya bertanya-tanya ini politiknya apa sih?” ungkap Effendi. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Penilaian Effendi PDIP soal Airlangga Vs Bamsoet di Bursa Calon Ketum Golkar
Redaktur & Reporter : Boy