Tolak Kebijakan Trump soal Yerusalem, DPR Bersuara di Swiss

Minggu, 25 Maret 2018 – 12:39 WIB
Presiden Donald Trump di Sidang Umum PBB. Foto: AFP

jpnn.com, JENEWA - Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar (BKSAP) DPR RI Rofi’ Munawar menghadiri pertemuan Kelompok APA (Asian Parliamentary Assembly) di sela-sela Sidang Umum Inter-Parliamentary Union (IPU) ke-138 di Jenewa, Swiss, 24-28 Maret.

Dalam kegiatan itu, Rofi’ mendesak parlemen Asia bersatu melawan kebijakan kontroversial Trump terkait Yerusalem.

BACA JUGA: ASEAN Harus Bertindak untuk Menyelesaikan Krisis Rohingya

“Dalam Sidang IPU kali ini, ada empat proposal resolusi emergency item yang diajukan parlemen Palestina, Kuwait, Bahrain dan Turki terkait Yerusalem. Saya sampaikan empat proposal itu menjadi satu. Saya juga minta parlemen Asia memiliki satu sikap atas kebijakan kontroversial Trump itu,” kata politikus PKS tersebut.

Politikus yang juga anggota Komisi VII itu mengingatkan strategi agar proposal resolusi Yerusalem bisa diapdopsi IPU.

BACA JUGA: Rumania Tawarkan Pelabuhan Constanta ke Indonesia

“Indonesia mengusulkan parlemen-parlemen Asia merumuskan rancangan resolusi secara bersama-sama dan disepakati bersama. Saya tekankan bahwa rancangan resolusi harus meyakinkan bahwa masalah Yerusalem adalah masalah bersama, tidak sekadar masalah Arab. Harapannya, kalau pun rancangan ini harus divoting, minimal suara Asia kompak dan akhirnya rancangan bisa diadiposi,” imbuh Rofi’ sembari menjelaskan bahwa proposal emergency item IPU akan diadopsi melalui voting terbuka pada hari Minggu (25/3).

Pada sisi lain, pria asal Lamongan itu menjelaskan alasan masalah Yerusalem sebagai keprihatinan bersama.

BACA JUGA: Komisi III: Calon Hakim Agung Usulan KY Jauh dari Kriteria

“Ada dampak yang signifikan dari kebijakan Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Pertama, kebijakan itu jelas-jelas melanggar sejumlah resolusi PBB, terutama yang berkaitan dengan status legal Yerusalem. Kedua, Yerusalem bukan hanya kota suci bagi umat Yahudi. Ada banyak situs Islam dan Kristen di sana yang menunjukkan eksistensi agama tersebut baik dari sisi ideologi maupun sejarah. Ketiga, kebijakan Trump akan memicu konflik yang berkepanjangan dan berdampak luas. Itulah sebabnya kebijakan itu harus ditolak,” tegas dia.

Rofi juga menegaskan bahwa masalah Palestina adalah mandat konstitusi.

“Indonesia sangat berkepentingan untuk menolak kebijakan Trump karena ini adalah bagian dari amanat konstitusi,” pungkas dia.(adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pelaksanaan UNBK di Kabupaten Siak Perlu Dukungan Pusat


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler