jpnn.com, JAKARTA - Empat mahasiswa Indonesia yang kuliah di Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir yakni Adi Kurniawan, Achmad Afandi Abdul Muis, RIfai Mujahidin Al Haq dan Mufqi Al Banna masih ditahan aparat berwenang.
Mereka diamankan karena dianggap berada di wilayah terlarang, Samanud kurang lebih tiga jam dari Kairo.
BACA JUGA: Kapolri Tegaskan Tidak Ada Prioritas Putra Daerah di Jabar
Keluarga meminta agar mereka dibebaskan. Sebab, penahanan dilakukan tanpa dasar yang jelas.
Keluarga empat mahasiswa itu mengadukan nasib mereka kepada Wakil Ketua DPR Fadli Zon didampingi kuasa hukum yang memberikan advokasi.
BACA JUGA: 2 Pesan Penting Jokowi untuk Diaspora Indonesia
Kepada Fadli, keluarga bercerita ihwal keresahan mereka atas kasus yang menimpa mahasiswa yang sedang menuntut ilmu itu.
Juru bicara keluarga yang juga advokat Heru Susetyo menjelaskan, para mahasiswa itu ditangkap pada 3 Juni 2017 di Samanud.
BACA JUGA: Bacalah, Menteri Asman Keluarkan Instruksi Tegas
Menurut dia, informasi soal penyebab penangkapan mereka masih simpang siur.
“Padahal mereka di sana itu untuk mencari ilmu,” kata Heru.
Menurut dia, sudah sebulan lebih tindak lanjut terhadap para mahasiswa itu tidak dijelas.
Mereka ditahan di beberapa tempat dan tidak bisa ditemui. Termasuk untuk berkomunikasi pun tidak bisa.
“Ada yang bilang akan dideportasi, tapi tidak jelas kapan,” ujarnya.
Menurut dia, KBRI di Kairo sebenarnya sudah cukup kooperatif. Namun, kata dia, kemungkinan mereka juga kesulitan mengakses informasi terlalu dalam.
Heru menambahkan, mahasiswa ini merupakan anak bangsa yang harus melanjutkan kuliah.
Dia berharap, para mahasiswa itu tidak dilabeli berlebihan seperti teroris, sementara kasus hukumnya tidak pernah ada.
Keluarga menceritakan, Adi misalnya. Saat itu, Adi yang baru mengambil kuliah S2 semester dua, tengah berjalan di sebuah toko.
Adi sebenarnya, sudah ingin pulang karena ayahnya sakit. Bahkan, Adi bertekad untuk melanjutkan kuliahnya di Indonesia saja.
Namun, tiba-tiba saat Adi berada di sebuah toko, dia didatangi petugas.
Karena tidak bawa paspor, Adi pun menelepon temannya, Affandi, di kosan untuk diantarkan dokumen tersebut.
Namun, Affandi yang datang membawakan paspor Adi justru turut ditangkap.
Lain halnya dengan Rifai. Dia merupakan pengantin yang baru tiga bulan menikah. Saat itu, Rifai tengah mencari makanan untuk berbuka puasa bersama istrinya.
Tiba-tiba Rifai didatangi polisi. Dia diminta ikut ke kantor polisi. Rifai sempat menjelaskan bahwa istrinya baru berada di Mesir.
Dia meminta izin untuk mengantar istrinya terlebih dahulu. Setelah mengantar istri, Rifai kemudian ke kantor polisi.
Sampai sekarang tidak dilepaskan. Istrinya sempat diperbolehkan menjenguk. Otoritas setempat menyatakan bahwa sebenarnya tidak ada kasus hukum apa pun.
Cuma mereka menganggap apa yang dilakukan ini sudah merupakan kedaulatan Aman Daulah dan Kementerian Dalam Negeri setempat menjaga keamanan.
“Kalau dilihat sebenarnya tidak ada kejadian istimewa. Ini peristiwa nonhukum, cuma ada orang asing di sana,” jelasnya.
Keluarga berharap, mereka tidak sampai dideportasi. Kalau dideportasi, berarti mereka tidak bisa melanjutkan kuliah lagi di sana.
Nasib naHas juga dialami Affandi. Dia sebenarnya akan melangsungkan pernikahan pada 1 Juli 2017.
Undangan sudah disebar. Namun, karena sampai sekarang tidak ada kejelasan, keluarga termasuk dari mempelai wanita pun resah dan merasa kehilangan.
Tidak bisa berkomunikasi karena telepon seluler disita.
Menanggapi aspirasi itu, Fadli Zon berharap KBRI di Kairo bisa bersungguh-sungguh memperjuangkan supaya mereka bisa mendapatkan perlindungan hukum dan kembali beraktivitas seperti biasa.
Sebab, kata Fadli, tidak ada peraturan yang dilanggar dan perbuatan hukum yang dilakukan keempat mahasiswa ini.
Fadli berjanji akan menyurati Kementerian Luar Negeri, KBRi di Kairo, dan menyampaikan persoalan ini kepada Kedutaan Besar Mesir di Indonesia.
“Kami akan tanya kenapa tidak ada satu langkah konkret. Padahal, harus ada upaya konkret melindungi kepentingan negara kita,” kata Fadli.
Politikus Partai Gerindra mengatakan, akan mengundang Dubes Mesir untuk Indonesia ke DPR untuk bisa membantu.
“Biar mereka ada atensi,” kata anak buah Prabowo Subianto di Partai Gerindra itu. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bu Mensos Sebut Brimob Korban Penusukan Punya Daya Tahan Luar Biasa
Redaktur & Reporter : Boy