Tolong, Bocah Malang Ini Butuh Bantuan

Minggu, 20 September 2015 – 19:41 WIB
Alfin , bocah 11 tahun yang menderita penyakit langka berbahaya. Foto: IST

jpnn.com - MALANG nian hidup Alfin (11). Di usianya yang masih belia, ia harus merasakan derita penyakit langka berbahaya, yang diduga kanker darah. Apa yang dialami Alfin, membuat tetangganya di Desa Bandur Picak, Kecamatan Koto Kampar Hulu, Fitri (25) merasa tidak tega.

Fitri langsung berinisiatif menghubungi Pekanbaru Pos (Grup JPNN.com) dengan tujuan agar ada pihak pemerintah lebih serius menangani penyakit anak malang itu.

BACA JUGA: Mayang, Gadis Cantik Biasa Pulang Malam, tak Ada yang Berani Pegang-pegang

"Dulu sudah pernah dibawa ke Puskesmas, tapi kemudian disuruh rujuk ke RSUD Kampar," kata Fitri.

Namun karena persoalan biaya, Ibu Alfin bernama Ipit (28) hanya mampu membawa buah hatinya ke pengobatan alternatif atau obat kampung.

BACA JUGA: Solidaritas Pengendara GoJek Mengantar Jenazah Gunawan

"Alfin diduga kanker darah. Makanya pihak Puskesmas meminta keluarga membawanya ke rumah sakit untuk memastikan jenis penyakitnya," kata Ipit.

Karena penyakitnya itu pula, Alfin mengalami kendala saat menelan makanan. Ia mengeluh selalu merasakan sakit di bagian tenggorokan. Kini siswa kelas VI SDN 018 Bandur Picak itu kian mengenaskan. Pipinya bengkak, fisiknya kian lemah, mata dan bagian lehernya terlihat seperti bekas memar berwarna merah.

BACA JUGA: Kiat Klub-klub di Sumatera dan Kalimantan Menghadapi Kabut Asap

"Tumpukan merahnya kian hari makin bertambah. Kami kasihan sekali melihatnya," ucap Ipit sedih.

Karena tak tega dan tak kunjung ada bantuan dari pemerintah, warga sekitar berinisiatif mengumpulkan bantuan. Hanya saja bersifat apa adanya saja. Keluarga Alfin sungguh miskin.

Ayahnya, Gitok (34) hanya seorang pendodos sawit. Sedangkan Ibunya, Fitri hanya seorang ibu rumah tangga biasa. Keluarga ini awalnya berharap dari BPJS, hanya saja sudah dua bulan nunggak pembayaran.

"Katanya orang tua Alfin sudah tidak ada biaya lagi,'' kata Ipit.

Sejak penyakitnya bertambah parah, Alfin pun harus memendam cita-citanya bisa meraih pendidikan. Ia tak bisa lagi untuk berangkat ke sekolah, karena tubuhnya kian ringkih tak berdaya.

"'Alfin juga malu sama teman sekolahnya, karena wajahnya terlihat merah begitu,'' kata Ipit.
 
Dia pun berharap pemerintah setempat dan masyarakat yang mampu, tergerak hatinya untuk membantu mengurangi penderitaan Alfin.(don)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Saya Sempat Terpikir Ganti Muka dengan Suntik Silikon


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler