Kiat Klub-klub di Sumatera dan Kalimantan Menghadapi Kabut Asap

Jumat, 18 September 2015 – 07:08 WIB
Pemain tetap berlatih di tengah kabut asap. Foto: JPG

KABUT asap tentu menyusahkan. Tapi, di mata Dodi Reza Alex, bencana tersebut juga bisa menjadi berkah tersembunyi bagi tim yang dikomandaninya, Sriwijaya FC (SFC).
-----------
RENDI KURNIAWAN, Palembang
DONI ADITYA, Samarinda
NURIS A.P, Jakarta

-----------
Siapa tahu, kata presiden SFC itu, stamina para pemainnya justru meningkat. Sebab, mereka terbiasa berlatih di kawasan berasap yang otomatis stok oksigennya menurun.

"Jadi, stamina mereka akan jauh lebih bagus ketika bermain di daerah yang udaranya normal, hehehe," kata Dodi kepada Sumatera Ekspres (Jawa Pos Group).

BACA JUGA: Cara Unik Melawan Asap Ini, Membuat Dunia Terhentak!

Dodi memang tidak bermaksud memberikan penjelasan yang saintifik. Dia hanya ingin menunjukkan, di tengah kendala musibah asap, SFC tetap siap tempur menghadapi lanjutan Piala Presiden.

SFC dijadwalkan berduel dengan Persebaya United pada perempat final. Leg pertama berlangsung di Surabaya, Minggu lusa (20/9). Sedangkan laga kedua dijadwalkan digelar di Stadion Gelora Sriwijaya, Jakabaring, Palembang, sepekan berselang (27/9).

BACA JUGA: Terinspirasi Al Quran, Profesor Ini Temukan Alat Pengubah Asap Jadi Oksigen

Selain Sumatera, kawasan yang juga dihumbalang bencana asap adalah Kalimantan. Padahal, dari pulau tersebut, ada dua klub yang juga akan tampil di perempat final Piala Presiden: Pusamania Borneo FC (PBFC) dan Mitra Kukar.

Dua klub dari Kalimantan Timur itu malah akan menjadi tuan rumah pada first leg. Mitra Kukar bakal menjamu PSM Makassar di Stadion Aji Imbut, Tenggarong, besok (19/9). PBFC akan meladeni Persib Bandung di Stadion Segiri, Samarinda, sehari berselang.

BACA JUGA: Aduhai...PNS Cantik Ini

Pada babak sebelumnya, SFC, PBFC, dan Mitra Kukar belum pernah menjadi tuan rumah. Hingga kemarin (17/9), ketiga klub maupun Mahaka Sports & Entertainment selaku promotor tetap yakin laga di semua kota yang dirundung asap tersebut akan berlangsung sesuai dengan jadwal.

"Kami akan tetap main di Gelora Sriwijaya karena di sinilah rumah kami," ujar Robert Heri, manajer SFC.

Yang juga membuat SFC percaya diri, berdasar jadwal yang dirilis Mahaka, leg kedua kontra Persebaya United akan digelar pukul 15.00 WIB. Menurut Sekretaris SFC Ahmad Haris, berdasar pantauan kemarin, sekitar jam tersebut, asap sudah menipis.

"Selain itu, hujan sudah turun di beberapa kota dan kabupaten di Sumsel, termasuk di pinggiran Palembang," kata Haris.

Donny Fachroni, sekretaris PBFC, juga menilai kondisi asap di Samarinda masih bisa ditoleransi."Berbeda dengan kondisi di Sumatera, di sini masih dalam batas aman," ujarnya kepada Jawa Pos kemarin.

Jika dibandingkan dengan Samarinda dan Tenggarong, bencana asap di Palembang memang lebih parah. Pada 13 September lalu, BMKG Stasiun Meteorologi Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang merilis, indeks standar pencemar udara (ISPU) di ibu kota Sumatera Selatan itu mencapai 622,96 psi pada pukul 08.00. Angka tersebut berlipat-lipat di atas level kualitas udara sehat yang seharusnya lebih kecil dari psi.

Berdasar pantauan Jawa Pos Group, selama beberapa pekan terakhir, puluhan juta warga di Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan dipaksa hidup dengan menghirup udara yang memiliki level pencemaran sangat tidak sehat.

Kendati percaya diri bisa tetap menggelar second leg di Palembang, SFC juga bukannya tak terpengaruh bencana tahunan tersebut. Akhir Agustus lalu, pelatih SFC Benny Dollo memilih meliburkan anak buahnya dari latihan rutin selama tiga hari karena pekatnya asap.

Namun, mulai Senin (14/9) atau sepulang dari Malang untuk menjalani fase grup, para penggawa tim berjuluk Laskar Wong Kito itu kembali berlatih reguler, meski hanya sore.

"Kalau sekarang, saat sore, asap sudah menipis. Jadi, anak-anak bisa latihan normal," katanya.

Karena itu, Benny tak khawatir kondisi kesehatan anak buahnya akan terpengaruh. Tapi, tak berarti ancaman sudah benar-benar hilang. Sebab, bencana yang membuat dua negara tetangga, Malaysia dan Singapura, turut merasakan getahnya tersebut belum benar-benar selesai ditangani.

"Kalau ternyata terus memburuk, ya kami harus pindah," ucapnya.

Meski tak separah Palembang, pelatih Mitra Kukar Jafri Sastra juga tetap harus "kucing-kucingan" menyiasati kedatangan asap. Rabu (16/9) pasukannya berlatih sore di Stadion Aji Imbut. Tapi, ternyata "tamu tak diundang" itu mengepung, meski tak terlalu pekat.

"Itu untuk kali pertama kami berlatih dengan kondisi berasap. Porsi latihan pun saya kurangi," katanya.

Khawatir kembali berlatih ditemani asap, eks pelatih Semen Padang tersebut memutuskan untuk memilih latihan pagi kemarin. Pilihannya tepat. Cuaca cerah, tanpa asap.

Karena itu, hari ini atau sehari sebelum menjamu PSM, para penggawa skuad berjuluk Naga Mekes tersebut akan kembali berlatih pagi. "Kalau tak ada asap, porsi latihan bisa dimaksimalkan," ucap Jafri kepada Kaltim Post (Jawa Pos Group).

Kalau Naga Mekes berlatih pagi, dengan tujuan sama, untuk menghindari asap, PBFC memilih berlatih malam mulai Selasa lalu. Sang pelatih, Iwan Setiawan, sangat khawatir para pemainnya akan terkena penyakit pernapasan jika dipaksakan berlatih berteman asap.

Iwan tak ingin persiapan yang hanya tinggal beberapa hari sebelum menjamu Persib justru berantakan karena bahaya yang ditimbulkan asap. Apalagi duel melawan Persib dijadwalkan dihelat pada malam.

"Jadi, latihan sekalian untuk menyesuaikan diri dengan atmosfer pertandingan," ujar Iwan.

Tentu saja semua kerepotan tiga tim itu akan sia-sia jika ternyata laga ditunda atau dipindah ke tempat lain. Skenario tersebut masih terbuka jika asap ternyata semakin berulah.

 Toh, ketiganya memilih tak menyiapkan opsi alternatif. Termasuk opsi dari "dunia lain".

"Kami nggak berpikir sampai harus menyiapkan pawang untuk mengarahkan angin dan asap,"  ujar Direktur Operasional Mitra Kukar Suwanto. (JPG/c5/ttg)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hindari Asap, Bocah Ini Pilih Mengungsi Hingga Borong Kamar Hotel


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler