jpnn.com - JAKARTA - Anggota MPR RI, Achmad Dimyati Natakusumah menyatakan di era pemerintahan Presiden Soeharto, Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhannas) mendapat tempat sebagai institusi mencetak calon pemimpin nasional dan daerah. Bahkan, secara khusus Soeharto menyediakan waktu untuk memdalami berbagai pemikiran yang datang dari Lemhannas.
"Pada era Presiden Soeharto, Lemhannas ini sangat penting dan dijadikan sebagai salah satu referensi bagi presiden untuk menunjuk seseorang menempati jabatan publik. Saat ini saya melihat Lemhannas kehilangan posisi penting dan strategisnya itu," kata Achmad Dimyati Natakusumah, dalam sebuah diskusi, di Gedung Nusantara IV, komplek Parlemen, Senayan Jakarta, Senin (28/9).
BACA JUGA: Pengalaman Nih... Mantan Menhut Bilang Bencana Asap Soal Perilaku
Setelah reformasi dan saat ini Presiden Joko Widodo berkuasa lanjutnya, belum ada juga tanda-tanda Lemhannas kembali eksis sebagai institusi pemikir tentang Negara. "Padahal di internal Lemhannas, berkumpul orang-orang hebat baik dari kalangan akademisi, TNI/ Polri serta sejumlah tokoh nasional yang sudah teruji integritasnya," ujar anggota MPR RI dari Fraksi PPP ini.
Bahkan, Dimyati mempertanyakan masih konsistenkah Lemhannas secara berkala menyampaikan berbagai masukkan penting dan strategis kepada Presiden RI dan memastikan presiden membaca itu?
BACA JUGA: Istana Tanggapi Protes Singapura Terkait Asap
"Pertanyaan kritis ini penting saya sampaikan pada forum penting ini sebab dalam banyak hal kesannya berbagai keputusan Presiden Joko Widodo mengkhawatirkan kepentingan nasional. Dan publik tentunya ingin tahu juga, apa Presiden Joko Widodo telah mengikuti pendidikan di Lemhannas sebagai institusi pembekalan para pemimpin," pungkasnya.(fas/jpnn)
BACA JUGA: DPR: Tangkap Aktor Pembantai Aktivis Petani Lumajang
BACA ARTIKEL LAINNYA... Permintaan Komisioner KY Dikabulkan Penyidik
Redaktur : Tim Redaksi