Tolong, Jangan Menarik-narik Presiden Agar Terlibat di Ajang Formula E

Kamis, 02 Desember 2021 – 16:07 WIB
Ilustrasi - Presiden Joko Widodo. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Daniel Johan meminta agar pihak tertentu tidak berupaya menarik-narik Presiden Joko Widodo agar terlibat pada penyelenggaraan mobil balap listrik Formula E.

Paling tidak, hingga Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyatakan tidak ada dugaan korupsi pada penyelenggaraan Formula E yang digagas Pemerintah provinsi DKI Jakarta.

BACA JUGA: Alasan Anies Menunjuk Sahroni Jadi Ketua Pelaksana Formula E

Sebagaimana diketahui, lembaga antirasuah masih menyelidiki dugaan korupsi pada pelaksanaan Formula E.

“Iya, jangan melibatkan presiden sebelum dinyatakan klir oleh KPK,” ujar Daniel Johan di Jakarta, Kamis (2/12).

BACA JUGA: Anak Buah Anies Baswedan Antar Dokumen Rahasia Formula E ke KPK

Meski demikian anggota DPR ini tidak ingin mengomentari langkah politikus Partai NasDem Sahroni yang bersedia menjadi ketua pelaksana Formula E.

Dia menilai dalam hal ini sepenuhnya menjadi keputusan internal partai pimpinan Surya Paloh.

BACA JUGA: Menyedihkan, Sejumlah Remaja Terinfeksi HIV AIDS Gegara Perilaku tak Terpuji

"Untuk posisi Bang Sahroni itu urusan kepanitiaan dan kebijakan NasDem, biar mereka internal yang memutuskan terbaik,” katanya.

Sebelumnya, Sekjen DPP PSI Dea Tunggaesti menilai langkah Sahroni menjadi pelaksanaan Formula E membahayakan Jokowi.

“Kalau saya jadi Bang Surya Paloh, saya akan minta Mas Sahroni sebagai Bendahara Umum Partai Nasdem dan Anggota DPR RI untuk mundur dari jabatan ketua pelaksana Formula E."

"Meskipun Mas Sahroni menjadi ketua pelaksana Formula E sebagai Sekjen Ikatan Motor Indonesia (IMI), hal itu tidak dapat dipisahkan dari jabatannya di Nasdem,” ucapp Dea di sela-sela konsolidasi internal di Klaten, Jawa Tengah, Selasa (30/11).

PSI menilai langkah Sahroni membahayakan karena membawa-bawa Jokowi ketika masih banyak persoalan membelit Formula E.

“Formula E sedang diselidiki KPK. Eh, panitia malah minta bertemu Presiden Jokowi. Hal itu tidak layak dilakukan, baik secara politis dan etis. Langkah-langkah Mas Sahroni membahayakan Pak Jokowi,” katanya.

Dea mengatakan, saran yang disampaikan berangkat dari keprihatinan sebagai sesama anggota koalisi pemerintahan Jokowi.

“Meski lebih junior, tak ada salahnya kami mengingatkan saudara tua. Mari sama-sama menjaga Pak Jokowi."

"Pak Jokowi sedang fokus pada kerja pemulihan ekonomi dan menjaga pandemi Covid-19 tetap landai."

"Jangan dijerumuskan dalam benang kusut persoalan Formula E,” kata doktor Ilmu Hukum dari Universitas Padjadjaran ini.

Ahmad Sahroni pada pada Senin (29/11) lalu menyatakan panitia berencana menghadap Presiden Jokowi dan meminta arahan setelah lokasi sirkuit Formula E ditentukan.

Gubernur DKI Anies Baswedan juga mengutarakan kenginan bertemu Presiden Jokowi terkait penyelenggaraan Formula E.

Menanggapi keinginan tersebut, Staf khusus Mensesneg Faldo Maldini menyarankan Anies terlebih dahulu menyelesaikan semua permasalahan terkait Formula E.

"Memang benar, Gubernur DKI Jakarta sudah mengajukan waktu untuk menghadap presiden, dengan mengajak serta CEO Formula E."

"Namun, sebaiknya Pemprov DKI dan panitia memprioritaskan untuk menuntaskan semua permasalahan yang dihadapi."

"Venue, jalur, termasuk tata kelola, harus dipersiapkan dengan sebaik-baiknya, sesuai peraturan perundang-undangan dan kepatutan," pungkas Faldo.(gir/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler