Tolong, Jangan Sebut Bom Sarinah

Kamis, 21 Januari 2016 – 12:31 WIB
Direktur Utama Sarinah Ira Puspadewi (batik cokelat). Foto: Yessy Artada/JPNN.com

jpnn.com - LEDAKAN bom di kawasan Thamrin, Jakarta pada Kamis (14/1) masih menyisakan beragam ketegangan, khususnya bagi warga Jakarta. Tak terkecuali bagi Direktur Utama Sarinah, Ira Puspadewi. Wanita berhijab ini bahkan menyaksikan secara langsung aksi keji para pelaku ledakan bom.

Tak sedikit pihak yang harus menanggung kerugian dari insiden tersebut. Ira merasa keberatan bila banyak yang menyebut ledakan bom Sarinah. Mengingat gedung yang dikelolanya tidak ada ledakan bom sama sekali.

BACA JUGA: Intelijen Jangan Menangkap

Saat ledakan bom terjadi apa saja yang dia saksikan? Lalu berapa besar kerugian yang diderita perseroan? Bagaimana nasib ratusan para karyawannya? Berikut petikan wawancara reporter JPNN, Yessy Artada dengan Ira Puspadewi.

Saat ledakan terjadi ibu sedang berada di mana?

BACA JUGA: Yang Ikut Membantu Akan Kami Kejar!

Saya ada di ruangan saya saat itu, di lantai 10.

Apa mendengar dan menyaksikan langsung ledakan bom tersebut?

BACA JUGA: Rekrutmen CPNS Tetap Dilakukan

Saya menyaksikan langsung kejadian itu karena saya secara tidak langsung menjadi CCTV. Itu karena saya ada di lantai 10 dan ruangan saya itu punya jendela yang paling lebar. Jadi saya bisa melihat dengan jelas. Kaget yang pasti karena saya belum pernah lihat kejadian seperti itu sebelumnya.

Apa yang ibu lihat saat kejadian itu?

Saya dengar (bunyi) bom pertama, kemudian kurang dari 30 detik ada bom kedua. Dan saya baru beranjak dari tempat duduk setelah bom kedua. Saya lihat pos polisi di depan itu sudah hancur. Saya lihat sudah ada tiga orang jadi mayat, saya tahu dari darah mereka yang mengucur. Kemudian ada satu yang tubuhnya berasap. Saya menduga yang itu (tubuhnya berasap) pelaku bom bunuh diri.

Lalu nasib karyawan Sarinah saat itu bagaimana?

Karyawan kantor Sarinah di lantai 10 ada 200 orang, 70 persennya karyawan perempuan. Walau agak panik ada yang nangis, ada yang agak down, saat pertama yang saya minta kepada mereka (karyawan) adalah tetap tinggal di gedung. Karena masih ada suara tembakan di bawah, kalau keluar (gedung) malah justru gak aman. Begitu juga dengan penguhuni lain, diimbau sebaiknya berada di gedung dan menjauhi jendela.

Untuk kerusakan dan kerugian yang dialami Sarinah seberapa banyak?

Dampak kerugian, saya juga sering dapat pertanyaan itu. Bahwa dengan keadaan seperti ini untuk tanya kerugian saya rasa gak relevan ya, karena kerugian bukan buat Sarinah dan brand apapun yang ada di Sarinah. Berapapun angkanya gak relevan kalau saya sebut.  Keamanan dan keselamatan seisi gedung menjadi prioritas.

Ibu keberatan nama Sarinah selalu disebut dalam ledakan bom tersebut?

Referensi yang dipakai banyak yang sebutkan bom Sarinah. Mohon kerjasamanya, tolong. Saya tegaskan bahwa gak ada bom di dalam Sarinah, semua kejadian di luar Sarinah. Kejadiannya memang di kawasan yang dekat Sarinah, tapi bukan di Sarinah.

Seberapa besar pengaruhnya bagi Sarinah sendiri karena kerap disebut sebagai bom Sarinah?

Ini adalah tragedi nasional yang besar, efeknya gak hanya ke Sarinah kok, tapi efeknya buat negara ini. Sehingga bom Thamrin itu lebih akurat. Ini tujuannya agar membangun semangat, bahwa yang kena itu se-Indonesia, bukan hanya Sarinah.

Setelah ledakan bom di Thamrin, apa ada peningkatan keamanan di Sarinah?

Soal keamanan sudah ditingkatkan skala pengamanannya. Dari internal kami tambah di titik yang kami anggap cukup terekspos. Kami kerjasama secara intensif dengan polisi, jumlahnya juga kami tambah. Beberapa SOP kami perketat lagi. Kami juga langsung review apa-apa saja yang kami anggap perlu dengan ahlinya untuk pengamanan lebih ke depannya.

Selanjutnya, apa yang akan ibu lakukan untuk mengembalikan psikologis karyawan yang masih shock atas insiden tersebut?

Rencananya dalam waktu dekat akan ada kegiatan spiritual, kalau ada kejadian atau apapun, kami akan melakukan doa bersama. Karena rata-rata (karyawan beragama) muslim kami akan lakukan pengajian bareng. (chi/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Yang Bisa Saya Tangkap, Saya Tangkap Dulu


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler