jpnn.com - JAKARTA - Tim SAR gabungan hingga kini masih terus melakukan upaya penanganan darurat akibat banjir, longsor, gelombang pasang dan cuaca ekstrem di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, 21-22 Juni kemarin.
"Bencana di Kepulauan Sangihe kemarin terjadi di enam kecamatan. Masing-masing Tahuna, Tahuna Barat, Tahuna Timur, Manganitu, Kendahe, Tamoko, Manganitu Selatan dan Tatoareng. Hingga kini tim gabungan masih terus melakukan upaya penanganan," ujar Juru Bicara Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, Kamis (23/6).
BACA JUGA: Pernyataan Bupati Natuna soal China Cukup Mengejutkan!
Menurut Sutopo, data memperlihatkan bencana yang terjadi di Kepulauan Sangihe mengakibatkan lima orang tewas, dua orang hilang, dan kerusakan rumah dan infrastruktur senilai Rp 57 miliar. Kerusakan perumahan meliputi 44 unit rumah rusak berat, rumah rusak sedang (116), dan rumah rusak ringan (44).
"Kerusakan infrastruktur meliputi rusaknya dasar jembatan dua unit dan jalan sepanjang satu kilometer. Sehingga mengakibatkan lima kampung dan tiga kecamatan terisolir. Sarana pendidikan dan fasilitas umum yang rusak tujuh unit dan kerusakan perkebunan dan pertanian lebih kurang sepuluh hektare," ujar Sutopo.
BACA JUGA: Ssstt... Penyidikan Kasus Pelindo Cabang Bengkulu Dihentikan
Selain itu, bencana juga mengakibatkan 610 jiwa mengungsi. Sampai saat ini masih ditampung di dua lokasi. Masing-masing Gereja Imanuel dan SD Kolngan Beha. Pendataan dampak bencana masih dilakukan.
Menurut Sutopo, kebutuhan mendesak pengungsi saat ini, dapur umum, air bersih, wc darurat, manajemen pengungsian, penggalian longsoran yang menimbun korban jiwa, pembukaan akses jalan, normalisasi alur sungai, perbaikan sarana air bersih dan perbaikan jaringan listrik.(gir/jpnn)
BACA JUGA: Pemerintah Lelang Mobil Dinas nih, Tinggal 21 Unit Lagi
BACA ARTIKEL LAINNYA... Soal Korban Penembakan, Akhirnya Bupati Ini Tepati Janjinya
Redaktur : Tim Redaksi