PASURUAN -- -Para petani apel di Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan sedang resah. Ini akibat musim kemarau basah yang berlangsung sampai akhir Agustus. Hujan membuat produksi apel menurun hingga 90 persen. Sementara itu, harga apel di pasaran anjlok hingga Rp 8 ribu per kilogram.
Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Tutur Heri Subhan menyatakan, selama musim kemarau basah tahun ini, curah hujan di Kecamatan Tutur cukup tinggi. Karena masih hujan, banyak penyerbukan yang gagal. Hal tersebut menghambat pembuahan. Ujung-ujungnya, produksi apel menurun drastis.
Penurunan produksi apel terasa sejak Mei. Seharusnya, bulan itu adalah musim penyerbukan. Namun, justru banyak penyerbukan yang gagal. Hanya sedikit pohon apel yang berbuah. Puncaknya, saat waktu panen tiba, petani hanya bisa panen 5 kuintal apel per hari. Padahal, biasanya mereka bisa panen sampai 5 ton apel per hari.
''Jelas, sekarang petani apel krisis. Produksi apel jauh menurun karena musim yang tidak jelas dan sering hujan. Bahkan, produksi turun sampai 90 persen,'' ungkap Heri.
Menurut dia, saat ini cuaca mulai normal. Hujan jarang turun. Dia pun berharap penyerbukan bisa berjalan normal. Dengan begitu, enam bulan lagi panen apel bisa kembali normal.
Sementara itu, turunnya produksi apel membuat pasokan apel ke pasar juga turun. Namun, kecilnya pasokan apel tidak membuat harga apel naik. Juli lalu, misalnya, harga apel mencapai Rp 20 ribu per kilogram karena pasokan menurun. Namun, sebulan ini harga apel anjlok. Yaitu, hanya Rp 8 ribu per kilogram.
Padahal, normalnya Rp 15 ribu per kilogram. Heri menyatakan, minimnya pasokan apel lokal di pasaran membuat distributor apel beralih ke apel impor. (eka/hn/c5/diq/flo/jpnn)
BACA JUGA: SMESCO Indonesia Fasilitasi Pertemuan Mitra UKM dengan Investor
BACA JUGA: AP II Siapkan Penambahan Infrastruktur di Terminal 3
BACA JUGA: Politikus Gerindra Curiga Kabar Kenaikan Rokok Pengalihan Isu
BACA ARTIKEL LAINNYA... Duh, Tarif Angkut Kontainer Batam-Singapura Melebihi Hong Kong-Jakarta
Redaktur : Tim Redaksi