jpnn.com, JAKARTA - Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane mendorong pelaksanaan pemungutan suara Pilkada Serentak 2020 pada 9 Desember mendatang berjalan sesuai rencana.
Menurut Neta, tidak ada alasan untuk menunda Pilkada 2020 di masa pandemi Covid-19.
BACA JUGA: SMRC: Mayoritas Publik Tak Ingin Ada Penundaan Pilkada 2020
"Ada lima alasan kenapa Pilkada 2020 tidak perlu ditunda," kata Neta, Selasa (1/12).
Alasan pertama ialah tidak ada jaminan kapan pandemi Covid-19 berakhir. Kedua, pilkada situasi keamanan di berbagai daerah yang akan menggelar pilkada juga sangat kondusif.
BACA JUGA: Penting, Tata Cara Gunakan Hak Pilih di Pilkada pada Masa Pandemi
Ketiga, tidak akan terjadi kerumunan massa yang mengkhawatirkan karena pengaturan jam kedatangan para pencoblos sangat ketat.
Keempat, kekhawatiran munculnya klaster baru diperkirakan tidak akan terjadi mengingat para pencoblos adalah warga sekitar dengan tingkat partisipasi 60 hingga 70 persen, sementara para saksi yang hadir akan mengikuti protokol kesehatan secara ketat.
BACA JUGA: Catat, Kekhawatiran Anak Buah Doni Monardo soal PKPU Pilkada di Masa Pandemi
Kelima, pilkada serentak juga akan membuat perekonomian di daerah menggeliat. Sebab, sedikitnya ada sekitar Rp 20 triliun dana berputar pada Pilkada Serentak 2020.
"Mulai dari dana politik para calon kepala daerah hingga dana APBD dan APBN yang dikucurkan pemerintah," ungkapnya.
Neta menambahkan, anggaran Pilkada Serentak 2020 yang semula disiapkan pemerintah Rp 15,23 triliun. Namun, jumlahnya ditambah sebesar Rp 4,77 triliun sehingga totalnya Rp 20,4 triliun.
Penambahan itu untuk membiayai anggaran protokol kesehatan pada saat Pilkada Serentak 2020 dilakukan. Menurut Neta, jumlah itu masih ditambah lagi dengan dana dari biaya politik para calon kepala daerah yang diperkirakan lebih dari Rp 5 triliun.
"Sebab itulah IPW menilai tidak ada alasan untuk menunda Pilkada 2020," tegasnya.
Neta memprediksi pelaksanaan Pilkada Serentak 2020 pada 9 Desember mendatang akan berjalan aman dan lancar. "Potensi konflik dikhawatirkan hanya akan terjadi di beberapa wilayah di Papua," ujarnya.
Neta juga memprediksi jumlah golput dalam Pilkada Serentak 2020 mencapai 30 hingga 40 persen.(boy/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : Boy