jpnn.com - BAGHDAD -Aksi gabungan militer, polisi federal, dan pasukan paramiliter mulai membuat militan Negara Islam alias Islamic State (IS atau ISIS) di Kota Fallujah terdesak.
Kondisi itu dimanfaatkan warga sipil untuk meninggalkan kota yang berbatasan dengan Sungai Eufrat. Hingga kemarin (7/6), penduduk Fallujah yang berada di kamp penampungan sementara tercatat 60.000 jiwa.
BACA JUGA: KHUSUS DEWASA!!! Mbak Jennifer Ini Suka Sekali Menyusui Lelaki
Unicef, badan PBB yang bertugas menggalang dan menyalurkan bantuan kemanusiaan bagi ibu dan anak-anak, menyatakan bahwa kamp penampungan sementara yang dikelola PBB dan pemerintah Iraq itu mulai padat.
''Kami khawatir fasilitas yang tersedia di tempat ini tidak memadai lagi,'' terang pihak Unicef.
Dalam misi kemanusiaan di Fallujah itu, Unicef berkoordinasi dengan World Food Program (WFP), International Organization for Migration (IOM), dan World Health Organization (WHO).
BACA JUGA: Keren! Hillary jadi Capres Perempuan Pertama AS
''Kami harus berlomba dengan waktu untuk menyelamatkan warga Fallujah,'' ujar Unicef.
Saat ini fokus PBB adalah warga Fallujah yang berada di kamp penampungan. Sebab, kondisi mereka juga memprihatinkan.
Persediaan air minum dan pangan di kamp penampungan kian tipis. Demikian juga halnya dengan obat-obatan dan alat-alat kesehatan atau sanitasi yang lain.
BACA JUGA: Hamdalah, Minoritas Muslim di Vietnam Bisa Berpuasa dengan Sukacita
''Kamp ini sudah terlalu padat. Mereka harus berdesakan di tenda-tenda atau tempat teduh lain yang bisa melindungi diri mereka dari panas dan debu,'' papar Unicef.
Selain memerlukan minuman, makanan, dan obat-obatan, para penduduk Fallujah itu membutuhkan pakaian.
''Mereka hanya membawa baju yang melekat di badan. Dan, rombongan para ibu dan anak terpisah dari pria dewasa. Sebab, pria dewasa harus menjalani screening,'' kata seorang staf PBB. (AFP/Reuters/CNN/hep/c4/any/flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 100 Perempuan Berpengaruh di Dunia, Ada Nama dari Indonesia
Redaktur : Tim Redaksi