Toni Wenas Sebut Pembangunan Smelter Freeport di Kediri Sudah Mencapai 51,7 Persen

Sabtu, 14 Januari 2023 – 19:30 WIB
Kunjungan para pimpinan redaksi media massa Indonesia di proyek smelter PT Freeport Indonesia (PT FI) yang terletak di kawasan Java Integrated and Industrial Port Estate (JIIPE), Manyar, Gresik, Jawa Timur. ANTARA/HO- PT Freeport Indonesia.

jpnn.com - SURABAYA - PT Freeport Indonesia membangun smelter di kawasan Java Integrated and Industrial Port Estate (JIIPE), Manyar, Gresik, Jawa Timur. 

Pembangunan proyek smelter itu telah mencapai 51,7 persen dan ditargetkan selesai konstruksi pada akhir 2023.

BACA JUGA: Freeport Indonesia Pilih Mobil Ini Sebagai Kendaraan Operasional, Tangguh!

"Hingga akhir Desember 2022, pembangunan proyek tersebut telah mencapai 51,7 persen dan menelan investasi sekitar 1,63 miliar dolar AS atau setara Rp 25 triliun. Proyek ditargetkan selesai konstruksi pada akhir 2023," kata Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Toni Wenas dalam keterangan yang diterima di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (14/1).

Menurut Toni, pembangunan ini merupakan wujud PT Freeport Indonesia dalam mendukung kebijakan hilirisasi pemerintah dan sedang melakukan investasi besar dalam pembangunan smelter baru sebagaimana mandat dalam Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK).

BACA JUGA: Jokowi: 70 Persen Pendapatan Freeport Masuk ke Negara

“Adapun luas total smelter Manyar sekitar 100 hektare," ungkapnya.

Toni menjelaskan smelter Manyar dirancang untuk memiliki kapasitas pengolahan konsentrat tembaga sebesar 2 juta ton per tahun yang menjadikannya sebagai tempat pengolahan tembaga terbesar di dunia.

BACA JUGA: Bicara Otonomi Khusus, ART: Freeport Harus Dipimpin Orang Papua

Hasil pengolahan smelter Manyar akan ditambahkan dengan kapasitas pengolahan smelter yang telah beroperasi, PT Smelting, dengan kapasitas pengolahan 1 juta ton konsentrat tembaga setiap tahun. "Dengan demikian setelah smelter Manyar beroperasi, Freeport mampu mengolah 3 juta ton konsentrat tembaga per tahun," kata dia.

Smelter Manyar nantinya akan memproduksi katoda tembaga sebesar 550.000 ton per tahun.

Smelter tersebut juga dilengkapi dengan pemurnian emas dan perak.

Mengenai fasilitas, smelter PTFI ditunjang dengan kehadiran dua pelabuhan, satu di antaranya khusus untuk operasional smelter.

Sementara untuk menyelesaikan proyek tersebut, PTFI memperkirakan investasi yang dibutuhkan sebesar 3 miliar dolar AS atau setara Rp 45 triliun. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler