Top! Rayakan Sumpah Pemuda dengan Tari Kolosal di Perbatasan

Sabtu, 28 Oktober 2017 – 22:00 WIB
TARI PERANG: Para perempuan dan anak-anak di Kabupaten Belu, NTT ikut menari Likurai dalam Festival Fulan Fehan yang digelar bersamaan dengan peringatan Sumpah Pemuda, Sabtu (28/10). Foto: istimewa for JPNN.Com

jpnn.com, BELU - Peringatan Sumpah Pemuda pada Sabtu ini (28/10) tak hanya bergaung di kota-kota besar. Di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), ada perayaan Sumpah Pemuda yang begitu memesona melalui Festival Fulan Fehan di perbukitan yang berbatasan dengan Timor Leste.

Lebih dari 6.000 orang berjejer di lereng bukit di Belu, NTT merayakan Sumpah Pemuda dengan tarian perang Likurai. Ada laki-laki, perempuan hingga anak-anak yang terlibat dalam tarian kolosal itu.

BACA JUGA: Peringati Sumpah Pemuda, BUMN Hadir di Kampus ITS

Para penari pria terlihat membawa pedang. Sedangkan para perempuan dan anak-anak menabuh tihar atau gendang kecil guna membakar semangat para laki-laki yang hendak berperang.

Koreografer tarian kolosal itu adalah Eko Supriyanto, maestro tari yang juga pengajar di Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta. Tarian Likurai secara kolosal yang menjadi salah satu agenda dalam Festival Fulan Fehan itu pun langsung diganjar penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI).

BACA JUGA: Peringatan Sumpah Pemuda, Jokowi Dengar Aspirasi Anak Muda

Acara yang berlangsung meriah itu juga dihadiri Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo, anggota DPR asal NTT Herman Hery, Bupati Belu Willybrodus Lay dan ribuan warga setempat. Tjahjo pun langsung menyampaikan pujiannya pada pihak-pihak yang terlibat langsung untuk meyukseskan acara itu.

BACA JUGA: Megawati Berpesan Buat Komunitas Banteng Muda, Ini Bunyinya

Mendagri Tjahjo Kumolo (tengah) bersama anggota DPR RI Herman Hery (kiri) dan Rektor ISI Surakarta Dr. Guntur, M.Hum pada acara Festival Fulan Fehan di dekat perbatasan antara Kabupaten Belu, NTT dengan Timor Leste. Foto: istimewa for JPNN

“Saya apresiasi Bapak Bupati, Bapak Herman Hery dan seluruh masyarakat Belu yang telah bergotong-royong memperingati Sumpah Pemuda meski di tengah terik matahari seperti ini,” kata Tjahjo yang dalam kesempatan itu mengenakan pakaian adat dan ikat kepala khas NTT.

Sedangkan Herman Hery mengatakan, Festival Fulan Fehan bukan saja untuk peringatan Sumpah Pemuda. Legislator PDI Perjuangan itu menegaskan, ada pesan penting di balik Festival Fulan Fehan yang hendak disampaikan ke negeri tetangga.

“Ini juga sebagai bagian untuk mempertontonkan kejayaan Indonesia di beranda terdepan Negara Republik Indonesia,” ujarnya.

Lebih lanjut Herman mengatakan, Festival Fulan Fehan merupakan wujud komitmen masyarakat Belu dan pemerintahan daerah setempat untuk menggarap perbatasan dengan negara tetangga. “Bahwa harga diri bangsa yaitu NKRI sedang kita pertontonkan kepada dunia internasional dan kepada semua pihak,” tegasnya.(rmo/jpg)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Lihat, Pak Jokowi Kumpul Bareng Anak Muda di Istana Bogor


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler