jpnn.com - SURABAYA - Diler Toyota di Kota Surabaya berharap momen lebaran bisa mendongkrak penjualan. Berdasar siklus tahunan, pertumbuhan sales jelang Lebaran mencapai 20 persen.
Meski diperkirakan kondisi tahun ini tak akan semenarik 2014, tapi produsen tetap bekerja ekstra untuk memanfaatkan hari raya besar itu.
BACA JUGA: Target Raup Rp 7.000 Triliun dari Izin Prinsip Investasi
Kepala Cabang Auto 2000 A Yani Iksir Imanuwell Thouby tetap berharap kenaikan 2015 ini tetap positif walau tidak bisa menutupi kemerosotan pada awal tahun.
"Terdampak pelemahan ekonomi ini sales turun 30 persen. Selain Lebaran, Natal juga kesempatan kami untuk menggenjot penjualan," katanya di sela acara Coaching Safety Driving akhir pekan lalu.
BACA JUGA: Soal Kajian Tembakau, Akademisi pun Harus Objektif
Menurut dia, kedua hari besar tersebut merupakan kesempatan besar, dimana kebutuhan akan mobil khususnya jenis MPV meningkat. Sebab, banyak keluarga yang ini mudik dan berlibur. Iksir menyampaikan, salah satu upayanya untuk mengatrol penjualan dengan mengadakan weekend sales. Tujuannya, melayani konsumen yang tidak bisa belanja pada hari biasa.
Dia menyebut, setiap weekend transaksi bisa mencapai 18 unit. Untuk mengoptimalkan momen Lebaran, lanjut Iksir, Toyota juga akan mengadakan bursa pertengahan bulan ini dan menargetkan transaksi sebanyak 180 unit selama dua hari. Lewat komunitas, pihaknya juga gencar merangkul masyarakat dengan berbagai kegiatan. Dia menilai langkah itu juga mampu memperkuat brand Toyota di tengah pasar yang lesu sekarang.
BACA JUGA: Anak Perusahaan Wika Incar Kontrak Pengadaan Beton Pracetak
Iksir juga berharap bulan ini belanja negara terealisasi. Dengan demikian, multiplayer effect-nya dapat menggairahkan pasar. Dia menyatakan, kontribusi dari belanja pemerintah mampu memutar perekonomian 40-45 persen.
"Harus awal tahun sudah jalan. Sehingga April sudah bisa reborn penurunan awal tahun. Itu sudah siklus tahunan. Semoga saja kalau Juni turun maka Juli dan Agustus bakal ada peningkatan," ujarnya.
Iksir mengungkapkan, situasi saat ini hanya masyarakat menengah saja yang meramaikan pasar otomotif. Sementara rakyat menengah ke bawah masih menahan.
"Daya beli mereka turun. Sebab, untuk sekarang lebih memilih saving dan memenuhi kebutuhan pokok dulu ketimbang beli mobil. Maka, penawaran promo penting," tandasnya. (ias/tia)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ekspansi Bisnis, Telkom Akuisisi Perusahaan Asing
Redaktur : Tim Redaksi