Menteri Utama Victoria Daniel Andrews telah mengindikasikan untuk membuka sesi Parlemen dengan upacara multi-agama ketimbang dengan pembacaan Doa Bapa Kami. Poin inti:Doa Bapa Kami dan pengakuan terhadap negara dibacakan di awal setiap sesi ParlemenBeberapa anggota Parlemen mempertanyakan penggunaan doa di Parlemen sekuler, mengatakan gereja dan negara harus terpisahPerdana Menteri terbuka terhadap gagasan untuk menghapus doa jika memiliki dukungan luas
BACA JUGA: Australia Dorong Migran Baru Tinggal di Kota Kecil
Agama-agama yang dianut oleh anggota Parlemen negara bagian Victoria termasuk Kristen, Yahudi, Islam dan Hindu.
Setiap hari, di awal pembukaan aktivitas Parlemen, Ketua Parlemen dan Presiden memimpin pembacaan Do'a Bapa Kami di DPR dan Senat.
BACA JUGA: Perusahaan Australia Dipusingi Banyaknya Karyawan yang Izin Sakit
Anggota Parlemen dari Partai Hijau menunggu di luar hingga lantunan doa selesai dibacakan sebelum duduk di kursi mereka dan telah lama menganjurkan perubahan ini.
Anggota Parlemen dari Partai Reason, Fiona Patten, juga telah menyerukan perubahan, seraya mengatakan bahwa Pengakuan terhadap Negara seharusnya menjadi membuka sesi Parlemen setiap hari.
BACA JUGA: Paus Ini Tewas Setelah Telan 40 Kg Plastik di Pantai Filipina
Dorongan baru bagi Fiona Patten pekan ini datang ketika dia menghadapi tekanan atas dukungannya untuk perpanjangan tol Pemerintah di jalur CityLink selama 10 tahun.
Pada hari Rabu (20/3/2019), Pemerintah Negara Bagian merujuk Doa Bapa Kami ini ke komite prosedur untuk ditinjau.
"Ini adalah masyarakat sekuler dan kebanyakan orang beragama yang saya temui terkejut mengetahui bahwa ini adalah bagaimana kita memulai aktivitas setiap hari di sini," kata Fiona Patten.
"Menghilangkan Doa Bapa Kami adalah persetujuan betapa beragamnya Parlemen Victoria."
"Pemerintah telah sepakat untuk melihat bagaimana kami bisa mengubah cara kami menjalankan Parlemen dan melakukan sesuatu yang berbeda dari Doa Bapa Kami yang mencerminkan keragaman komunitas yang akan kami wakili."Tradisi satu abad
Menteri Utama Victoria Daniel Andrew mengatakan dirinya terbuka terhadap gagasan [menghilangkan Doa Bapa Kami] itu jika memiliki dukungan luas dan akan menyambut agama-agama lain.
"Jika itu adalah momen multi-agama, pada momen awal di Parlemen, mungkin itu akan lebih mencerminkan seperti apa Victoria yang modern itu," kata Andrews.
Tetapi Menteri Utama Victoria mengatakan penting juga untuk melestarikan beberapa tradisi.
Parlemen Negara bagian Victoria telah membuka aktivitas di Parlemen setiap hari dengan pembacaan Doa Bapa Kami selama 100 tahun terakhir, tetapi dalam beberapa tahun terakhir juga termasuk pengakuan terhadap pemilik lahan tradisional, yang sempat ditolak oleh anggota Parlemen Liberal, Bernie Finn.
Oposisi tidak mendukung perubahan apa pun, kata pemimpin DPR Victoria dari Partai Liberal, David Davis.
"Itu adalah bagian yang sangat penting dari sejarah kita, itu adalah refleksi yang sangat penting dari tradisi Yahudi-Kristen," katanya.
Philip Dalidakis dari Partai Buruh adalah di antara anggota Parlemen yang mendukung penghapusan Doa Bapa Kami dari Parlemen.
"Saya percaya pemisahan gereja dan negara," katanya.
"Saya menentang penggunaan waktu di sekolah negeri untuk pengajaran agama dan tidak percaya ada tempat untuk agama yang terorganisir di Parlemen kami."
"Orang-orang dapat berdoa sesuai keinginan mereka, '' katanya kepada ABC.
Menteri Urusan Konsumen Marlene Kairouz, seorang Katolik, mengatakan ada banyak agama di Parlemen.
"Jika kita perlu berbagi doa lain dan mengenali agama atau tradisi lain, saya sangat senang untuk mempertimbangkan itu," katanya.
Simak beritanya dalam bahasa Inggris disini.
BACA ARTIKEL LAINNYA... PM Selandia Baru Tak Mau Sebut Nama Pelaku Penembakan di Christchurch