Dalam setiap satu kematian akibat bunuh diri di Australia, terdapat 30 orang lainnya yang juga berusaha mengakhiri hidup mereka. Australia mengalami masalah bunuh diri yang cukup tinggi, tapi solusinya tidak begitu jelas.

BACA JUGA: Heboh Wanita Loncat dari Lantai 13 Hotel All Season Usai Sarapan

Photo: In 2015, for the first time in Australian history, suicide deaths eclipsed 3,000 in a single year. (ABC News: Emma Machan)

 

BACA JUGA: Sepasang Kekasih Ditemukan Tak Bernyawa di Kamar Indekos, Kondisinya Mengenaskan

Lirik lagu "I'am so hollow, baby. I'm so hollow" dari musisi James Blunt terus menggema di kuping Graeme Holdsworth, seorang warga Australia yang sudah beberapa kali ingin mengakhiri hidupnya. Nomor bantuan yang dapat dihubungi: Lifeline 13 11 14 Kids Helpline 1800 551 800 MensLine Australia 1300 789 978 Suicide Call Back Service 1300 659 467 Beyond Blue 1300 22 46 36 Headspace 1800 650 890

 

BACA JUGA: Ada Bukti Virus Corona Menyebar Lewat Udara, WHO Harus Ubah Pedoman

Ia mantan 'project manager' yang menghabiskan waktunya mewujudkan desain arsitektur di kota Melbourne.

Kota ini sudah menjadi kanvasnya, beberapa karyanya bisa dinikmati di Melbourne.

Orangnya agak rewel. Pria yang hidupnya selalu identik dengan perencanaan.

Bukannya dia ingin mati. Dia hanya ingin mengakhiri rasa sakit yang dideritanya.

Photo: Eight years ago, Graeme found himself at crisis point. (ABC News: Peter Healy)

 

"Lirik-lirik lagu ini terus saya ulang-ulang dalam benakku," ujar Graeme.

"Tujuannya untuk bunuh diri, betul, tapi bukan agar mati begitu saja. Hanya untuk mengakhiri rasa sakit setelah mencoba segala cara."

Di sebuah kota kecil di barat daya negara bagian Victoria, Graeme terbangun di kantor polisi.

Pria berusia 73 tahun ini adalah fenomena yang disebut sebagai "angka statistik yang tak terdengar", demografi orang Australia yang sering dibicarakan, tapi jarang diajak bicara.

Mereka adalah orang-orang yang selamat dari upaya bunuh diri, hanya dibiarkan menjalani sistem kesehatan mental yang buruk. Aib nasional Australia

Masalah bunuh diri merupakan tragedi nasional di Australia.

Begitu yang banyak dikatakan orang ketika pada tahun 2015 rekor itu terpecahkan: kematian akibat bunuh diri melampaui jumlah 3000 orang dalam setahun.

Pada tahun 2018, data terbaru yang tersedia sampai saat ini, angkanya bahkan sudah lebih tinggi lagi.

Namun, angka-angka ini hanya menggambarkan sebagian dari permasalahan.

Untuk setiap kematian akibat bunuh diri, diperkirakan terdapat 30 orang lain yang berusaha untuk mengakhiri hidup mereka. Atau sekitar 65.000 orang setiap tahun.

Tapi itu hanya perkiraan. Yang lebih mengkhawatirkan, perkiraan ini dianggap konservatif di dalam sektor kesehatan mental karena kesenjangan data dan tak adanya definisi universal untuk perilaku bunuh diri.

"Ada bukti yang kuat bahwa perilaku menyakiti diri sendiri masih memiliki morbiditas dan risiko bunuh diri," jelas Robert Goldney, profesor emeritus di Universitas Adelaide dan pakar tentang bunuh diri.

"Sejumlah akademisi membuat deskripsi rumit dari kompleksitas perilaku bunuh diri, namun semuanya harus ditanggapi secara serius."

Upaya bunuh diri tetap menjadi faktor risiko terbesar untuk kematian akibat bunuh diri, termasuk bagi mereka yang keluar dari unit rawat inap. Photo: The 73-year-old would come to be a part of what he calls the "silent" statistics. (ABC News: Peter Healy)

 

Dalam kasus Graeme, setelah dijemput oleh polisi sekitar delapan tahun lalu, ia menerima kunjungan dari staf Departemen Kesehatan.

Tetapi staf tersebut "tidak tahu apa yang harus dilakukan" kepada Graeme.

"Rumah sakit setempat tidak menginginkan saya, karena mereka tidak memiliki psikiatris di sana, jadi mereka mengurung saya di kantor polisi," katanya.

"Akhirnya, mereka mendatangkan keluarga dan kerabat untuk membawa saya kembali ke Melbourne." Tidak terjadi di ruang hampa

Analisis kasus kesehatan mental yang masuk ke UGD di Australia, yang dilakukan oleh Australasian College for Emergency Medicine (ACEM) pada tahun 2018, menemukan pasien yang memiliki kondisi kesehatan mental harus menunggu lebih lama dibandingkan pasien yang mengalami cedera fisik.

Yang mengkhawatirkan, pasien yang datang karena masalah kesehatan mental juga dua kali lebih mungkin untuk keluar sebelum perawatan selesai.

Para ahli mengatakan masalahnya jauh lebih besar daripada kurangnya layanan kesehatan mental.

Bunuh diri tidak terjadi dalam ruang hampa, juga bukan hanya kondisi kesehatan yang butuh solusi medis.

Ini adalah akibat dari berbagai keadaan, termasuk penyakit kejiwaan, faktor sosial dan kehilangan mendadak, seperti putusnya hubungan atau hilangnya pekerjaan.

Lantas, apa yang harus dilakukan sebelum mereka mencapai titik kritis ini? Mengapa hal itu tidak berhasil? Dianggap orang sulit Photo: Matt Runnalls has lost more than half a dozen loved ones to suicide. (ABC News: Peter Healy)

 

Salah seorang warga yang harus kehilangan rekan-rekannya adalah Matt Runnalls, yang banyak berpikir saat menghadiri upcara penghormatan kematian salah satu temannya.

Ini merupakan orang ketujuh dari rekannya yang bunuh diri.

Ia pertama kali harus mengalami kehilangan seperti ini saat masih berusia 12 tahun, ketika teman masa kecilnya mengakhiri hidupnya sendiri.

"Bahkan terlalu muda untuk bunuh diri," kata Matt.

Photo: His first introduction to the black dog would come when he was just 12 years old. (Supplied)

  Photo: From an early age, Matt has been exposed to suicide. (Supplied)

 

Pengalaan demikian telah banyak mewarnai kehidupan Matt selama 29 tahun.

Di auditorium yang dihadiri 800-an orang itu, mereka berusaha memahami sesuatu yang tidak dapat dipahami.

"Pada saat itulah saya menyadari betapa beruntungnya saya masih di sini," katanya.

Namun kesadaran ini hanya awal dari pertarungannya sendiri.

Ia telah mendatangi puluhan psikiater sebagai upayanya dalam mengatasi penyakit mental yang dideritanya.

Photo: Matt believes the system caught him "at the bottom of the cliff". (ABC News: Peter Healy)

 

"Butuh keberanian besar untuk menyampaikan hal-hal yang saya katakan, menumpahkan keluh kesah kepada orang asing, segala trauma, hingga akhirnya diberitahu, mereka tidak cocok menangani saya," katanya.

"Kita dianggap orang sulit untuk ditangani," tambahnya.

Matt menganggap sistem pelayanan kesehatan mental telah menempatkannya di tepi jurang.

Untuk intervensi awal, katanya, sangat jarang terjadi. Hanya karena kegigihannya sendiri setelah upaya bunuh diri, sampai dia bisa mengembangkan pendekatan yang lebih holistik terhadap kesehatan mentalnya. Apa yang terjadi?

Selama lebih dari satu dekade, Anthony Jorm, seorang profesor di Pusat Kesehatan Mental di Universitas Melbourne, bergelut untuk menemukan solusi permasalahan ini.

Dia meneliti tingkat bunuh diri di Australia sejak akhir 1990-an.

"Kita pernah mengalami satu dekade di mana tingkat bunuh diri turun. Tapi kemudian angkanya naik kembali," ujarnya.

"Aku bertanya-tanya, apa yang terjadi? Mengapa?'"

 

Photo: Historical changes in the suicide rate in Australia, showing the points at which various interventions and plans were introduced. (Supplied: Anthony Jorm)

 

Prof Jorm menilai, argumentasi bahwa pendanaan lebih besar dalam layanan kesehatan mental akan mengurangi bunuh diri jelas keliru.

Sebaliknya, ia menyarankan perlunya reformasi dengan melobi para penentu kebijakan. Sudah jadi industri

Setelah mengalami dan mendalami sektor kesehatan mental di Australia, Graeme berpendapat akan persoalannya bukan pada masalah pendanaan.

Photo: Left to navigate the gamut of Australia's mental health sector after his own suicide attempt, Graeme does not believe funding is the problem. (ABC News: Peter Healy)

 

"Mereka mengalokasikan dana yang sangat besar, tapi masalahnya hal ini sudah menjadi industri," katanya.

"Ini didorong oleh politik. Semua orang saling berlomba memperebutkan penelitian atau dana pemerintah."

Tautan yang hilang, menurut Greame, berada dalam pengalaman yang dialami oleh mereka yang seringkali dibiarkan tanpa suara.

"Semua kelompok besar ini terus menyerap dana dan diawasi oleh birokrat, akademisi, dan dokter," kata Graeme, yang jadi duta 'Suicide Prevention Australia'.

"Mereka tidak mendengarkan orang yang pernah mengalaminya. Yang masih diperlakukan sebagai pasien, yang tidak sehat dan tidak boleh didengarkan." Pertanyaan sulit

Faktor pembuktian menjadi kontroversial dalam industri kesehatan mental di Australia.

Menurut Profesor Goldney semua pihak di dalam sektor ini setuju jika pencegahan bunuh diri perlu mendapatkan pendanaan.

Tetapi apakah hal itu efektif atau tidak, tak semua sependapat.

"Saya pikir kita harus mengajukan pertanyaan sulit ini. Mereka yang mempromosikan diri sebagai organisasi pencegahan bunuh diri, mana buktinya?"

Aspek pembuktian ini telah menjadi tema yang konsisten dalam mengevaluasi langkah-langkah pencegahan bunuh diri Australia.

 

 

Dalam laporan tahun 2019 tentang reformasi pencegahan bunuh diri, Komisi Kesehatan Mental Nasional merekomendasikan Pemerintah untuk membentuk lembaga yang memantau dan mengevaluasi hasil kebijakan kesehatan mental.

Bukan berarti evaluasi belum pernah dilakukan.

Tetapi mengingat jumlah kematian bunuh diri yang secara statistik masih kecil setiap tahun, upaya melakukan penelitian yang cukup besar bisa jadi sulit dilakukan.

"Dan yang biasanya terjadi yaitu laporan proses dan analisis, bukan analisis hasil," kata Profesor Goldney.

Menurut Helen Christensen, direktur Black Dog Institute, segala kekurangan tersebut harus diakui dan diterima. Photo: Helen Christensen points to overseas trials, which have had effectiveness proven. (Supplied: Black Dog Institute)

 

Pendekatan negara untuk pencegahan bunuh diri sebelumnya, menurut dia, penuh kekurangan.

Tetapi dia menolak jika dikatakan upaya pencegahan yang sedang berjalan itu tidak berdasar.

"Baru dalam lima tahun terakhir kita mulai mengumpulkan data, apakah yang telah kita lakukan efektif atau tidak," kata Profesor Christensen.

Dia mengatakan, Australia telah membuat kemajuan dalam pencegahan bunuh diri ini.

Kantor Menteri Kesehatan Greg Hunt tidak menanggapi tudingan jika upaya pencegahan bunuh diri itu diperluas tanpa dasar.

Namun pihaknya mengakui adanya peningkatan dana Program Kepemimpinan dan Dukungan Pencegahan Bunuh Diri Nasional, bagi organisasi-organisasi terkemuka untuk "mengembangkan inisiatif pencegahan bunuh diri". 'Kita harus proaktif'

Meskipun efektivitas pencegahan bunuh diri sah-sah saja untuk ditanyakan, tanggung jawab mengatasi permasalahan ini tidak semata-mata bergantung pada sektor kesehatan mental.

"Kita membutuhkan sistem untuk mendukung orang-orang yang tidak sehat mental saat ini, tetapi kita juga harus proaktif," kata Matt. Photo: Any real progress requires a whole-of-government approach, Matt argues. (ABC News: Peter Healy)

 

Dengan menggunakan pengalamannya hidupnya sendiri, Matt mendirikan 'Mindfull Aus', sebuah yayasan kesehatan mental dengan fokus pada intervensi awal.

Dia menyelenggarakan lokakarya di sekolah-sekolah, yang mencakup dasar-dasar seperti memahami dan mengakui spektrum emosi manusia, dan hubungan antara kesehatan fisik dan mental.

Photo: Matt believes there are gaps to be filled in the nation's current approach to suicide prevention. (ABC News: Peter Healy)

 

"Orang bilang, mereka terlalu muda untuk belajar tentang hal ini, tapi separuh dari semua tantangan kesehatan mental justru dimulai pada usia 14," katanya.

Dalam laporannya tahun 2019, Komisi Kesehatan Mental Nasional menemukan hubungan antara penyakit mental dan faktor sosial, ekonomi dan kesehatan lainnya membuka peluang reformasi dan investasi "di luar sektor kesehatan, dan sebaliknya".

"Setiap strategi pencegahan bunuh diri nasional di masa depan perlu dirancang dan dikelola bersama oleh semua sektor terkait di bawah Pemerintah Australia, termasuk kesehatan, pendidikan, keadilan, layanan sosial dan pekerjaan, "katanya.

Profesor Christensen dan Profesor Jorm sependapat dengan hal itu.

Layanan kesehatan mental tidak mungkin memiliki dampak besar pada faktor-faktor sosial lain seperti pendidikan, perumahan atau pengangguran, yang memerlukan respons yang lebih luas.

Perasaan bunuh diri juga bisa tiba-tiba dan impulsif, tambah Profesor Jorm, dan para profesional kesehatan tidak selalu bisa berada di sana.

Sebaliknya, ia percaya pertolongan pertama kesehatan mental dapat membantu menjembatani kesenjangan bagi mereka yang menghadapi krisis.

"Kita berurusan dengan hal-hal seperti kerusakan hubungan, krisis hukum dan sebagainya," kata Profesor Jorm.

"Sebagian besar orang membutuhkan kepercayaan dan keterampilan untuk campur tangan, dan mereka dapat bertindak melindungi orang tersebut sampai krisis bunuh diri berkurang." Telah melihat kematian

Graeme punya tato di pergelangan tangan kirinya yang bertuliskan kata: Annica.

Itu bahasa Sanskerta untuk "ketidakkekalan". Sebuah bukti bagi seorang pria yang telah melihat kematian.

Tetapi tato ini juga berfungsi sebagai pengingat bahwa tidak ada perasaan yang final. Photo: Graeme, with his dog Bruiser, has forged a new sense of normality. (ABC News: Peter Healy)

 

"Segalanya masih sulit bagi saya, tapi saya bisa mengatasinya," kata Greame.

Dengan kombinasi terapi dan olahraga, Graeme telah membangun rasa normal baru.

Dia jujur mengakui pergelutannya.

Pengalaman inilah yang ia harapkan akan membantu pencegahan bunuh diri, memungkinkan orang lain untuk melihat adanya cahaya di ujung terowongan.

Meski tatonya mungkin permanen, namun kesulitan yang dia rasakan mungkin tidak akan selamanya ada.

 

Kredit:

Narasi: Bridget Judd

Fotografi: Peter Healy

Ilustrasi: Emma Machan

Editor: Leigh Tonkin

Penulis dan penerjemah: Farid M. Ibrahim

 

 

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Cerita Dari Penghuni Penghuni Rusun di Melbourne yang Kena Kebijakan Lockdown

Berita Terkait