Tragis, Nenek 80 Tahun Tewas Terpanggang di Gubuk Bambunya

Minggu, 06 September 2015 – 07:46 WIB
Kondisi gubuk bambu yang ditinggali nenek Sateni rata dengan tanah setelah dilahap si jago merah. Sang nenek yang hidup sebatangkara di gubuk ini tewas terpanggang dalam peristiwa yang terjadi dini hari kemarin. Foto: Radar Mojokerto/JPNN

jpnn.com - KEMLAGI – Sungguh tragis kejadian yang menimpa Sateni, warga Dusun Gapura, Kecamatan Kemlagi, Kabupayen Mojokerto, Jatim. Nenek 80 tahun yang hidup sebatangkara tewas terpanggang setelah rumah miliknya dilalap si jago merah dini hari kemarin.

Diduga, kebakaran itu terjadi akibat tungku dapur miliknya yang masih menyala. Akibatnya rumah miliknya juga ikut ludes tak bersisa.
Peristiwa tersebut terjadi sekitar 00.30 dini hari saat korban terlelap tidur.

BACA JUGA: Ratusan Hektare Sawah Padi di Pesawaran Gagal Panen

"Saya dengar teriakan minta tolong dari dalam rumah korban,” ujar Sujarmiati, tetangga korban.

Mendengar teriakan itu lanjutnya, ia langsung bergegas keluar dan melihat rumah milik korban sudah dalam keadaaan terbakar dan korban sedang gedor-gedor pintu miliknya dari dalam rumah yang diketahui sedang dalam keadaan terkunci.

BACA JUGA: Kisah Jerat Cinta Sang Tukang Jamu Cantik, Servis Lebih Hot dan Nikmat

"Saya langsung dobrak pintunya dan menolong korban untuk keluar,” ungkapnya.

Namun malang terjadi kepada korban, Sujarmiati tidak kuasa lagi menolong korban. Sebab di kobaran api yang terbilang besar, Sateni tiba-tiba berlari masuk ke dalam rumahnya lagi.

BACA JUGA: Hebooohh... Ada yang Ingin Jual Janin Masih Dalam Kandungan di Facebook

"Tidak tahu kenapa kok kembali masuk. Mungkin ada sesuatu yang mau diambilnya,” ujarnya.

Belum sempat keluar lanjut warga, korban tertimpa atap yang rapuh akibat dilalap si jago merah.

"Kondisi apinya juga besar, jadi kami tidak berani masuk untuk menolongnya lagi,” urainya kepada Radar Mojokerto (Grup JPNN.com) kemarin.

Warga yang melihat kejadian itu juga tidak henti-hentinya teriak minta tolong dan memadamkan dengan air seadanya dan dengan alat yang manual dan minim. Namun karena kobaran api yang begitu besar usahanya pun sia-sia dan rumah yang terbuat dari anyaman bambu tersebut ludes tak tersisa akibat terbakar.

"Sulit air, apalagi tadi malam kondisi sepi, tidak ada orang laki-laki sama sekali, akhirnya ya kami sesama perempuan yang mencoba berusaha memadamkannya,” ungkapnya.

Tragisnya lagi, kata warga, pihak kepolisian setempat dan pihak berwenang terlambat datang ke lokasi kebakaran.

"Kami coba hubungi tadi malam tapi tidak kunjung datang. Tadi pagi saat olah TKP baru datang ke sini,” sesal warga.

Kapolsek Kemlagi AKP Subiyanto, saat dikonfirmasi, membantah atas ketidakdatangan anggotanya ke lokasi saat kebakaran berlangsung.

"Tiga anggota kami, dini hari pukul 00.30 langsung ke TKP, mungkin warga sekitar tidak mengenalnya, memang berpakaian preman,” ungkapnya.

Menurutnya, memang diakuinya dalam olah TKP pihaknya terjun langsung pada keesokan harinya.

"Kalau olah TKP-nya ya pada pagi hari, masak ya malam-malam,” ujarnya.

Diduga kuat, kata Kapolsek, kebakaran terjadi karena tungku yang masih hidup.

"Entah habis masak air atau apa belum dimatikan. Dan apalagi diketahui rumahnya terbuat dari anyaman bambu. Jadi beberapa menit api cepat membakar habis rumah itu,” tegasnya.(ori/yr/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kepergok Berduaan Tanpa Busana, Perempuan Berhijab Itu Dipolisikan Suami


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler