jpnn.com - BRASIL - Seorang pria bersenjata menembak mati sedikitnya 19 orang di pinggiran kota terbesar Brasil, Sao Paulo, dalam serangkaian serangan tadi malam. Beberapa saksi di lokasi mengatakan pria bersenjata itu mengenakan topeng terlebih dahulu menghentikan mobilnya sebelum memulai penembakan.
Sebelum menembak para korban, pelaku terlebih dahulu memeriksa nama-nama korban apakah pernah terlihat kasus, atau bertanya apakah mereka punya catatan kriminal.
BACA JUGA: Sah, John Kerry Resmikan Kedutaan AS di Kuba
Petugas keamanan berjaga usai kejadian penembakan. Foto: Reuters
BACA JUGA: Nama Delapan Warganya Tercantum, Australia Selidiki Daftar Pejabat Sasaran ISIS
Pihak berwenang di Sao Paulo sedang menyelidiki kemungkinan bahwa mereka pembunuhan yang ditargetkan.
"Serangan tersebut dilakukan baik oleh kelompok kriminal atau polisi nakal yang tidak biasa di Sao Paulo, kata wartawan BBC Wyre Davies, Sabtu (15/8).
BACA JUGA: 1.400 Warga Amerika Menjadi Target ISIS
Namun polisi mengatakan jumlah korban jauh lebih tinggi daripada dalam insiden sebelumnya.
"Aku belum pernah melihat begitu banyak orang tewas semalam di Sao Paulo," kata ahli forensik koran Folha de Sao Paulo.
Serangan terjadi di daerah kota dari Osasco, Barueri dan Itapevi. Sedikitnya tujuh orang lainnya terluka dalam penembakan itu.
"Ini sangat serius dan perlu penyelidikan khusus," kata Sekretaris Keamanan Sao Paulo negara Alexandre de Moraes.
"Kami tidak mengesampingkan kemungkinan apapun." Sebuah satuan tugas dari 50 petugas polisi telah dibentuk untuk menyelidiki serangan.
Pada bulan Mei, seorang polisi dan seorang mantan polisi ditangkap sehubungan dengan pembunuhan delapan orang di sebuah klub penggemar sepak bola di Sao Paulo.
Mantan polisi dituduh memerintahkan serangan terhadap para pendukung klub sepak bola Corinthians. Mereka mempersiapkan spanduk menjelang pertandingan pada bulan April ketika orang-orang bersenjata menyerbu masuk.(BBC/ray/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tinggalkan al-Qaeda untuk Setia pada Taliban Afghanistan
Redaktur : Tim Redaksi