Transformasi Perpusnas Berbasis Inklusi Sosial Topang Ekonomi di Masa Pandemi Covid-19

Senin, 14 Desember 2020 – 21:12 WIB
Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando. Foto: Dok Pri

jpnn.com, JAKARTA - Transformasi layanan dari Perpustakaan Nasional (Perpusnas) berbasis inklusi sosial dinilai mampu menjawab kekhawatiran masyarakat di situasi pandemi Covid-19 ini.

Dengan melibatkan peran aktif masyarakat lewat bermacam aktivitas transformasi pengetahuan (transfer knowledge), seperti pelatihan, tutorial, dan pendampingan kegiatan yang memiliki nilai ekonomis, maka akan berdampak pada kesejahteraannya.

BACA JUGA: Vaksinasi Covid-19 di UEA Sukses, Hamdalah Tak Ada Masalah

"Program ini merupakan konsep yang revolusioner. Sebuah peran yang kini dimainkan perpustakaan untuk menciptakan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang berdaya saing," kata Kepala Perpustakaan Nasional, Muhammad Syarif Bando di Jakarta, Senin (14/12).

Menurut Syarif, ilmu-ilmu yang ada di perpustakaan dibagikan kepada masyarakat luas, termasuk golongan termarginalkan yang selama ini merasa tidak lagi mendapat hak pendidikan karena masalah sosial dan ekonominya.

BACA JUGA: Ridwan Kamil Menyampaikan Kabar Kurang Baik, Minta Warga Waspada

Dikatakan, Perpusnas memberikan pendampingan pilihan ekonomi sesuai keinginan masyarakat. Kemudian mencarikan informasi agar bisa dipraktikkan, mau berlatih hingga akhirnya mampu membangun usaha mikro sekelas home industry.

"Mereka bisa bangkit dengan mengembangkan usaha sendiri baik satu bahkan dua yang selama ini tidak dibayangkan. Jadi kami tak sekadar mengajari membaca, tetapi bisa bertransformasi dan membuka usaha. Mulai supplier ikan lele, bebek, pengolahan kopi, dan lainnya yang berasal dari alam maupun buatan," jelas Syarif Bando.

BACA JUGA: Hanya Ada 1 Kebenaran yang Disepakati FPI dan Polisi

Menurut Syarif, peran perpustakaan dalam membentuk manusia unggul bersumber pada kedalaman pengetahuan yang dimiliki atau literasi. Literasi yang diperoleh dari keaktifan membaca bukan teks tetapi sudah mampu memahami konteks.

"SDM unggul dan berdaya saing adalah keberhasilan dari produk literasi sehingga seseorang bisa menciptakan lapangan kerja sendiri dan meminimalisir pengangguran," tandasnya.

Direktur Agama, Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian PPN/Bappenas Amich Alhumami mengatakan, ternyata program literasi dengan berbasis inklusi sosial yang melibatkan semua kelompok masyarakat atau komunitas sangat membantu bagi yang perekonomian terdampak pandemi Covid-19.

Mereka yang peduli akan literasi dan mau berubah akhirnya mendapat kesempatan mengembangkan potensi dengan menggali hal-hal penting akses ke sumber ilmu pengetahuan yang relevan sebagai upaya pemulihan ekonomi di masa Covid-19 ini.

Lanjutnya, literasi dan transformasi layanan berbasis inklusi sosial masuk pada prioritas nasional SDM yang  bernilai dan menjadi bagian yang melekat pada masyarakat.

"Ini harus terus ditumbuhkan sehingga kita bisa bangkit dari pandemi sekaligus meningkatkan literasi dan pada akhirnya juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat," pungkasnya.(esy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler