jpnn.com, JAKARTA - Ketua Nasional Indonesian Fashion Chamber (IFC) Ali Charisma mengatakan, sejak pandemi daya beli masyarakat terhadap produk fesyen jauh menurun.
Butik-butik atau toko pakaian sepi pengunjung dan sebagian besar lebih memilih untuk belanja secara daring.
BACA JUGA: 11 Manfaat Teh Delima! Dari Masalah Reproduksi, Jantung Hingga Diabetes
Ali menilai, kebiasaan ini pun akan terus berlanjut meski pandemi berakhir.
Sebab belanja secara online menawarkan berbagai kemudahan.
BACA JUGA: Tokcer! Tips Cari Pasangan Lewat Aplikasi Kencan
"Walaupun kangen juga dengan event offline, tetapi kebiasaan dan kemudahan-kemudahan yang didapat secara online akan terus berlanjut nantinya dan terdevelope ke yang lebih advance lagi," ujar Ali saat dihubungi ANTARA pada Senin.
Anak-anak muda lebih nyaman berbelanja daring, sebab kebanyakan dari mereka lebih memilih menggunakan waktunya untuk melakukan kegiatan lain dibandingkan harus datang ke toko.
BACA JUGA: Waspadai 5 Gejala Kanker Lambung
"Sekarang belanja itu sudah bukan leisure atau senang-senang lagi. Mereka bisa lihat 100 baju tapi yang dipilih cuma satu, kalau offline kan enggak, mereka jadi bisa saving waktu, energi dan banyak special offer juga," ujar desainer yang basis di Bali ini.
Pandemi juga menciptakan gaya hidup baru khususnya di bidang fesyen.
Hal ini ternyata sangat berpengaruh tren busana dan strategi para pegiat fesyen dalam menjual produknya.
Selama pandemi, Ali melihat banyak masyarakat yang mencari busana multifungsi yang dapat digunakan untuk acara santai ataupun bekerja.
"Sekarang orang beli baju karena memang perlu saja, contohnya ada keperluan khusus kayak bisa baju yang di tempat AC nyaman, di outdoor nyaman, kayak pakaian yang lebih stylish yang lebih unik dibanding biasanya," ujar Ali.
"Sekarang anak-anak muda banyak yang pakai kayak baju tidur tapi lebih trendy, lebih matching atas bawah, nyaman, bisa jalan-jalan pakai itu. Itu pengaruh pandemi," imbuhnya.
Untuk dapat bertahan di industri fesyen, para desainer akhirnya membuat busana sesuai dengan keinginan masyarakat.
"Kita bisa survive kalau semacam menjual produk fesyen yang menyesuaikan karena lagi diperlukan," kata Ali.
Ali mengatakan, 2021 belum menunjukan perubahan pada industri fesyen.
Namun, dia berharap agar kegiatan seperti pagelaran busana bisa dilaksanakan secara offline.(Antara/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : Kennorton Girsang