jpnn.com, JAKARTA - Southeast Asia Sustainability Director Mondelez International (Cacao) Andi Sitti Asmayanti mengatakan perusahaan berbasis pertanian mulai menerapkan tata-kelola bisnis komoditas berkelanjutan.
Dia menilai, hal itu mereka lakukakan agar keberlangsungan lingkungan tetap terjaga.
BACA JUGA: Evaluasi Penyelenggaraan Penyuluh Pertanian untuk Menggenjot Produksi
Menurut dia, bahan baku perusahaan sangat bergantung pada rantai pasokan global dan pertanian yang ada di seluruh dunia.
Adapun bahan baku Mondelez International ialah cacao, gandum, kelapa sawit, dan gula.
BACA JUGA: Optimistis Sektor Pertanian Makin Melejit Lewat Young Ambassador 2022
"Di seluruh rantai pasok perusahaan terdapat sekitar 80 ribu karyawan yang memproduksi produk dan didistribusikan di 150 negara," kata Yanti dalam siaran persnya, Sabtu (9/4).
Keberlanjutan pertanian sendiri, kata dia, tertanam dalam strategi perusahaan.
BACA JUGA: Kementan Perkuat Peran Penyuluh Swadaya dan Swasta di Perkebunan Kelapa Sawit
Hal itu merupakan bagian yang menjadi penilaian dari perusahaan.
Khususnya untuk bahan baku yang diproduksi, yakni cacao dan gandum.
Dia menyatakan, pihaknya berkomitmen untuk memimpin transformasi di sektor pertanian, khususnya komoditas cacao dan gandum secara dunia.
Mondelez, lanjut dia, mengedepankan strategi yang bisa mencapai transformasi di sektor pertanian.
Ujungnya, bisa mengedepankan atau menyelesaikan akar permasalahan dan menciptakan perubahan yang sistematis serta berkelanjutan.
"Kami berkontribusi dalam mendorong perubahan yang dibutuhkan dunia," ujarnya.
Oleh karena itu, secara publik perusahaan mengumumkan komitmen sampai tahun 2025 untuk sektor pertanian harus menjaga lingkungan.
Untuk komoditas cocoa, kata Yanti, Mondelez membuat program yang bernama cocoa life.
Melalui program itu, Mondelez berkomitmen sejak 2012 hingga 2022 mencari cocoa yang memiliki keberlanjutan dari enam negara.
Program tersebut telah menggelontorkan dana sebesar USD 400 juta.
Adapun program harmoni adalah keberlanjutan untuk gandum yang banyak berfokus di Eropa dan negara-negara lainnya.
Maka Mondelez berkomitmen 100 persen bahan baku biskuit yang berada di Eropa akan bersumber dari program harmoni.
Kemudian keberlanjutan dari sawit, perusahaan tetap berkomitmen untuk 100 persen dari Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO).
"Kami percaya dengan komitmen kami akan memberikan dampak yang besar terhadap perubahan iklim," kata Yanti. (ddy/jpnn)
Senior Advisor Sustainability, Sinar Mas Agribusiness and Food, Agus Purnomo mengatakan implementasi tata-kelola keberlanjutan harus memiliki aturan yang jelas.
Aturan perusahaannya mencakup pengelolaan lingkungan, keberperanan sosial, komunikasi, lingkungan kerja dan industri, termasuk saat berurusan dengan para karyawan serta rantai pasok.
Agus mengungkapkan pihaknya selaku berupaya untuk bisa menelusuri bahan yang dibeli dari pemasok ketiga sampai ke tingkat kebun atau pohon.
Perjalannya cukup menggembirakan. pada Desember 2015, Sinar Mas Agri memetakan seluruh pabrik minyak kelapa sawit yang dibeli.
Kemampuan ketelusuran itu untuk mengetahui siapa pemilik pabrik hingga aktivitas atau cara mereka menghasilkan produk-produknya.
Dia menegaskan, perusahaannya bukan hanya menjaga kawasan hutan yang ada di dalam konsesi kebun sawit Sinar Mas Agri, tetapi juga mengajak masyarakat sekitar di lokasi lahan konsesinya memiliki kebun. (ddy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kupas Tuntas Soal Kelapa Sawit, BPDPKS Gandeng PGRI Yogyakarta Gelar Palm Oil Edutalk
Redaktur & Reporter : Dedi Sofian