Tren Konsumsi SKT Mulai Menurun

Jumat, 16 Desember 2016 – 09:36 WIB
SKT. Ilustrasi Foto dok JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Sigeret Kretek Tangan (SKT) mulai mengalami penurunan konsumsi. Hal ini terlihat dari realisasi penerimaan cukai sepanjang 2016.

Data dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan menyebutkan, hingga November 2016 realisasi pendapatan cukai rokok baru menyentuh 64 persen atau sekitar Rp 91,4 triliun.

BACA JUGA: Mulai Hari ini, Harga BBM Naik jadi....

Dari nilai itu, Sigeret Kretek Mesin (SKM) menyumbang sekitar 80 persen dan masing-masing 10 persen dari SKT dan SPM.

Anggota DPR Komisi XI Muhammad Misbakhun menilai, permasalahan SKT cukup kompleks. Dari segi cukai, nilai yang dibebankan untuk SKT cukup tinggi, sehingga membuat beban industri lebih berat.

BACA JUGA: Putusan MK Tak Ganggu Megaproyek 35 Ribu Mw

Di samping itu industri SKT pun padat karya karena produk yang dihasilkan adalah kretek.  

"Belum lagi faktanya konsumsi kretek itu kurang diminati oleh perokok pemula," katanya.

BACA JUGA: Mentan Ajak Eks Kombatan Poso Turun ke Ladang

 

Bisa jadi, menurut Misbakhun, kondisi ini terjadi karena pembatasan iklan-iklan rokok dan sponsor untuk acara.

Sementara, Willem Petrus Riwu selaku Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar Kementerian Perindustrian mengatakan, tren SKT memang menurun, yang berdampak pada penutupan beberapa pabrik di daerah.

Willem mengakui perjuangan untuk menyelamatkan pabrikan SKT memiliki berbagai hambatan, terutama dengan masih banyaknya perbedaan persepsi antara masyarakat dan pemerintahan.

Kalau ingin menyelamatkan industri ini yang sudah jelas menyerap banyak SDM, kami baik dari pemerintah, DPR dan LSM harus duduk bersama. Karena dari banyak anak bangsa yang mengganantungkan nasibnya di industri SKT. Kalau tidak begitu ya sulit," tegasnya.(chi/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... BI Pertahankan Suku Bunga Acuan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler