Tren Pembeli Properti di Sidoarjo Berubah

Jumat, 28 April 2017 – 01:05 WIB
Perumahan. ILUSTRASI. FOTO: Dok. JPNN.com

jpnn.com, SIDOARJO - Permintaan properti segmen menengah dan premium di kota-kota penyangga Surabaya semakin tinggi.

Hal itu mendorong pengembang menambah investasi pengembangan perumahan di kota-kota satelit.

BACA JUGA: Makin Diminati, Pasar Perkantoran Premium Kian Seksi

Salah satunya adalah PT Jayaland yang mengalokasikan belanja modal Rp 200 miliar untuk proyek perumahan landed house di Sidoarjo.

General Manager Jayaland Subianto Setjawardana menyatakan, meski secara nasional pasar properti belum bergairah, potensi pertumbuhan properti di Sidoarjo terus meningkat.

BACA JUGA: Suku Bunga KPR Turun, Pembiayaan Properti Berubah

Harga properti di Surabaya yang selangit membuat permintaan properti bergeser ke kota-kota satelit seperti Sidoarjo dan Gresik.

”Dulu, captive market kami orang Surabaya. Sekarang mulai bergeser karena banyak masyarakat Sidoarjo yang naik kelas,” jelas Subianto di sela-sela acara product knowledge Extension Cluster Puri Surya Jaya, Rabu (26/4).

BACA JUGA: Tol Akses Priok Dongkrak Properti

Menurut dia, sekitar 60 persen pembeli properti di Sidoarjo pada masa lalu merupakan warga Surabaya.

Sementara itu, jumlah pembeli yang merupakan warga Sidoarjo hanya sekitar 25 persen. Sisanya adalah warga kota-kota lain.

Namun, saat ini, persentasenya berbalik. ”Persentase pembeli dari Sidoarjo sendiri sudah 60 persen,” katanya.

Untuk mengisi kebutuhan pasar itu, Jayaland melakukan pengembangan cluster di Puri Surya Jaya. Total luas lahannya mencapai empat hektare dengan 177 hunian.

Saat ini, anak usaha Grup Jaya tersebut mengembangkan 100 hektare dari total 600 hektare lahan cadangan yang dimiliki.

’’Tahun ini kami investasi Rp 200 miliar. Sebagian besar untuk belanja tanah, yakni Rp 90 miliar,” ungkap Subianto.

Manajer Unit Bisnis Jayaland Samson Suryanto optimistis kebutuhan perumahan yang masih terbuka bakal mengerek penjualan pada tahun ini.

Penjualan tahun ini ditargetkan Rp 400 miliar atau naik 30 persen jika dibandingkan dengan realisasi 2016, yakni Rp 300 miliar.

Selain proyek utama, pihaknya mengembangkan proyek perumahan satelit yang tersebar di sekitar proyek utama.

Proyek satelit membidik pasar di bawah proyek utama. Cadangan lahan untuk proyek satelit mencapai 400 hektare, namun baru 200 hektare yang dikembangkan.

”Proyeksi kami, penjualan dari proyek utama maupun satelit seimbang. Berbeda pada tahun lalu yang lebih banyak proyek utama,” ujarnya.

Samson optimistis tidak kurang dari sebulan cluster extension di perumahan di kawasan Gedangan tersebut terjual habis.

”Kami akan mulai pembangunan rumah pada November,” tuturnya. Lama waktu pembangunan sendiri mencapai 1,5–2 tahun. (res/c23/noe)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Apartemen BBC Usung Konsep Residensial dan Bisnis


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
properti  

Terpopuler