Trimedya Ungkap Keganjilan Ahli Menembak Bharada E, Singgung Sertifikat dan Masa Dinas

Senin, 18 Juli 2022 – 14:09 WIB
Trimedya Panjaitan. Foto: dok/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi III DPR RI Trimedya Panjaitan merasa ragu apabila Bharada E disebut menjadi penembak jitu nomor satu di sebuah satuan Polri.

Sebab, kata legislator Fraksi PDI Perjuangan itu, status Bharada E yang menjadi nomor satu itu hanya berdasarkan keterangan pejabat kepolisian.

BACA JUGA: Siapa Pemilik Pistol yang Digunakan Bharada E Menembak Brigadir J?

Selama ini, kata Trimedya, Polri tidak pernah mengungkap sertifikat yang dimiliki Bharada E tentang keahlian menembak.

"Itu kalau dia (Bharada E, red) memang ahli, ada enggak sertifikatnya?" kata alumnus Universitas Padjajaran (Unpad) itu, Senin (18/7).

BACA JUGA: Brigadir J Vs Bharada E, Reza Beber 2 Teori, Bandingkan dengan Penembakan Laskar FPI

Trimedya juga menganggap Bharada E belum lama berdinas di kepolisian, paling lama sekitar empat tahun mengacu jenjang kepangkatan.

Dia merasa sangat sulit anggota baru bisa berstatus sebagai satu di antara penembak jitu di Korps Bhayangkara.

BACA JUGA: Usut Kasus Bharada E Tembak Mati Brigadir Yosua, Bamsoet: Percayakanlah pada Polri

"Jadi, bahwa dia (Bharada E, red) ahli, bagi saya tetap ganjil, orang baru empat tahun jadi polisi, sudah menjadi sniper," ujar pendiri Serikat Pengacara Indonesia (SPI) itu.

Diketahui, status Bharada E sebagai penembak jitu terbaik di satuan kepolisian terungkap menyusul kasus baku tembak antaranggota di rumah dinas Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo, Jakarta Selatan, Jumat (8/7) kemarin.

Bharada E dengan Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat atau Brigadir J terlibat dalam peristiwa baku tembak itu.

Brigadir J tewas dalam aksi baku tembak, sedangkan Bharada E diamankan setelah peristiwa tersebut.

Diketahui, Bharada E menembakkan lima peluru ke tubuh Brigadir J. Namun, semua tembakan dari Brigadir J meleset dan hanya mengenai tembok rumah Irjen Ferdy Sambo.

Kepolisian mengeklaim kasus baku tembak berawal dari aksi Brigadir J yang melecehkan Putri Candrawathi, istri Irjen Ferdy di sebuah kamar di rumah dinas.

Brigadir J bisa berada di lokasi karena yang bersangkutan berstatus sopir dari Putri.

Namun, Putri menyadari aksi pelecehan, lalu berteriak. Hal itu memicu kepanikan Brigadir J dan keluar dari kamar.

Bharada E yang juga berada di dalam rumah, selanjutnya melihat ke arah kamar setelah mendengar teriakan Putri.

Momen berikutnya, terjadilah aksi baku tembak Bharada E dengan Brigadir J dengan total keluar 12 peluru. (ast/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Soal Brigadir J Tewas Ditembak Bharada E, Pakar Sebut Ada Skenario Besar, Waduh


Redaktur : Fathan Sinaga
Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler