Puluhan tahun lekat dengan PSSI, apa yang dilakukan Nurdin Halid, Nirwan Bakrie, dan Nugraha Besoes setelah kini tergusur dari sana? Rata-rata ternyata masih sibuk dengan proyek sepak bola
M
BACA JUGA: Petinju M. Rachman Bangkit Lagi, Jadi Juara Dunia Tertua di Indonesia
ALI MAHRUS, JAKARTADI SEBUAH kafe di salah satu mal kawasan Jakarta Selasa siang lalu (19/4) Nugraha Besoes berbincang santai dengan tiga pria sebaya
BACA JUGA: Sosok Franky Hubert Sahilatua di Mata Keluarga Terdekat
Di sela-sela berbagai hidangan itu terdapat tumpukan undangan dengan kover bergambar sosok tengah memanggul senjata"Ini undangan reuni mantan anggota menwa (resimen mahasiswa)
BACA JUGA: Kisah Asmara Bomber Cirebon dengan Sri Maliha
Ya, beginilah aktivitas saya sekarang, kumpul-kumpul sama teman," kata Nugraha yang pada 4 Juli nanti berusia 70 tahunJika dibandingkan dengan saat terlibat dalam pusaran permasalahan PSSI yang semakin panas sejak awal tahun ini, Nugraha terlihat segar Selasa siang lalu ituTawa pria yang mengundurkan diri sebagai Sekjen PSSI pada 11 April lalu itu lebih sering terdengar"Sekarang saya merasa senangPikiran kurangTenaga tidak diforsirSecara moral, tidak ada beban," ungkap pria yang akrab disapa Kang Nug itu.
Hari-harinya sejak terlepas dari PSSI dihabiskan dengan berkumpul santai bersama keluarga dan kolegaDia mengaku sehari bisa mendatangi dua?tiga tempat berbeda sekadar bisa kangen-kangenan dengan teman-teman lama
Nugraha adalah pengurus teras terlama sepanjang sejarah PSSIDia memulai karirnya menjadi sekretaris umum pada masa kepemimpinan Sarnubi Said pada 1981Kemudian, dilanjutkan pada masa Kardono (1983?1991)
Setelah itu, Nugraha sempat vakum empat tahun dari PSSI dan dipercaya menjadi direktur pengelola klub Pelita BakriePada 1995-1999, ayah Dewi Pratiwi Kusumarini itu kembali menjadi Sekum PSSI era kepemimpinan Azwar Anas
Saat kendali PSSI beralih ke tangan Agum Gumelar (1999?2003), Nugraha dipercaya menjadi koordinator staf ahliDan, selama 7 tahun 122 hari kepemimpinan Nurdin Halid, kakek Azura Nathania, 9, dan Bianca Aurila, 7, itu menduduki posisi Sekjen
Itu berarti Nugraha berkecimpung di PSSI lebih dari 25 tahunDari pengalaman sepanjang itu, barangkali hanya pada era Nurdin-lah dia disorot habis-habisan karena kisruh di organisasi olahraga terpopuler sejagat itu
Mungkin karena itulah, dia mengatakan tidak mengalami post power syndrome ketika memutuskan mundur pada 11 April laluSatu-satunya hal yang membuat sedih dia justru ketika harus berpamitan dengan staf PSSI dan awak media yang biasa ngepos di sekretariat organisasi tersebut di Senayan
"Saya merasa kehilangan kebersamaan dan persahabatanKedekatan sudah luar biasaSaya tidak merasa menjadi sumber beritaTugas saya sebagai PR (public relations)," ungkapnya
Karena tidak merasa kehilangan jabatan di PSSI, Nugraha pun menolak dukungan sejumlah pemilik suara yang ingin mendudukan di Executive Committee (Exco) PSSI"Bagi saya, PSSI adalah masa lampau," kata pria yang membutuhkan waktu 20 tahun untuk meraih gelar sarjana ekonomi dari Universitas Padjadjaran gara-gara kesibukan berorganisasi itu.
Tidak berarti pria yang pernah dipanggil seleksi timnas pada 1960 itu alergi dengan sepak bolaSepak bola tetap dia gelutiBahkan, belum lama ini dia terpilih sebagai ketua POR UNI di Bandung
"UNI punya sekitar 500 siswaSebentar lagi ada proyek besar yang sudah menantiNanti saja saya kasih tahu kalau sudah mulai berjalan," jelasnya
Proyek terkait sepak bola itu pula yang kini tengah disiapkan Nirwan Dermawan Bakrie, mantan pengurus teras PSSI lain yang dicekal FIFA dari pencalonan ketua umum PSSI periode mendatangNirwan, Nugraha, dan Nurdin dikenal sebagai "Trio N" yang sempat dimusuhi banyak pihak karena dianggap menghalang-halangi desakan publik menuntut reformasi PSSI
Menurut salah seorang kepercayaannya, Nirwan kini tengah menjajaki mendirikan klub di Sydney, AustraliaItu adalah proyek yang kesekian setelah adik Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie tersebut juga membeli saham klub League Championship (Divisi I Liga Inggris) Leicester CityPekan ini dia dan timnya juga akan terbang ke Belgia untuk menjajaki pembelian salah satu klub teras di sana.
Pembelian saham-saham klub Eropa tersebut, menurut Nirwan, tidak semata bermotif keuntunganTetapi, itu dimaksudkan lebih sebagai ajang mencarikan tempat pemain-pemain muda berbakat Indonesia untuk mendapatkan gemblengan ala Eropa
Di Leicester, misalnya, saat ini ada tiga pemain terbaik di IFA (Indonesia Football Academy) yang magang di tim cadanganKabarnya, tiga pemain SAD segera terbang ke Belgia jika sudah terjadi deal pembalian saham
Sebelumnya, Nirwan juga merintis pengiriman bibit-bibit muda potensial ke Uruguay yang tergabung dalam tim SAD (Sociedad Anó®©Âa Deportiva)Mulai tahun depan, rencananya proyek pembangunan akademi sepak bola berstandar internasional di kawasan Jonggol, Bogor, bakal mulai digarap
Dalam kurikulumnya, akademi itu nanti bekerja sama dengan para ahli dari luar negeriSalah satu hal yang akan dikedepankan agar lahir pemain-pemain hebat dari akademi itu adalah tentang penerapan sport science.
"Bagi saya, memajukan sepak bola tidak harus masuk sistem (PSSI)Saya akan tetap all out membantu memajukan sepak bola kita dari luar sistem," ujar Nirwan.
Untuk itulah, Nirwan mengaku legawa tidak boleh mencalonkan diri menjadi ketua umum PSSIDia juga tidak terlalu ambil pusing siapa yang nanti mengendalikan organisasi yang pernah diterjuninya belasan tahun itu"Kita tunggu saja bagaimana sikap pemerintah (Menpora)," katanya diplomatis.
Satu "N" lainnya, yang sempat menjadi simbol perlawanan publik, Nurdin Halid, saat ini lebih memilih bersantaiDia kepada koran ini mengatakan, begitu resmi dilarang FIFA maju lagi sebagai ketua umum pada 4 April lalu, dirinya langsung berlibur bersama keluarga ke luar negeri"Saya introspeksi," katanya.
Ketika dihubungi Kamis sore lalu (21/4), Nurdin mengatakan masih bersantai di Bali"Sekarang saya sibuk berkumpul dengan keluargaBanyak menghabiskan waktu dengan anak-cucu," ujar Nurdin.
Dia mengatakan, dirinya sudah berkomitmen dengan keluarga untuk tidak mau ikut campur tangan lagi dengan apa pun yang terkait PSSINamun, seperti halnya Nugraha dan Nirwan, dia tidak mungkin melupakan begitu saja sepak bola
"Sepak bola sudah mendarah daging dalam diri sayaSaya akan terus berkecimpung meski sudah tidak di PSSI lagiTunggu saja kejutan sebentar lagiSemua akan tahu saya akan berada di mana," bebernya(c4/ttg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mengunjungi London saat Inggris Akan Punya Gawe Besar
Redaktur : Tim Redaksi