jpnn.com - JAKARTA - Direktur Eksekutif Pusaka Trisakti Fahmi Habsyi menilai sikap Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Amien Rais terkait Rancangan Undang-undang Pemilihan Kepala Daerah memberikan teladan yang mengerikan bagi generasi mendatang.
"Akrobatik kedua tokoh yang bertolak belakang antara ucapan dan perbuatan di RUU Pilkada adalah sebuah tragedi bangsa, cukup ditampilkan di era saat ini saja," kata Fahmi, Jumat (26/9).
BACA JUGA: Penipu CPNS Gunakan Alamat Palsu
Dia mengatakan, harusnya sebagai pemimpin mereka bisa meninggalkan legacy buat anak cucu bangsa ke depan. "Ada kata bijak Kongfutse yang bisa direnungi bahwa kematian yang indah bukanlah banyaknya harta yang ditinggalkan tapi begitu banyak yang bersedih, mendoakan dan banyaknya mengiringi dalam pemakaman. Itulah yang kita lihat kematian Bung Karno dan para orang-orang dimuliakan Allah," kata Fahmi, Jumat (26/9).
Fahmi mempertanyakan kepada SBY dan Amien, apakah tidak memimpikan hal itu diakhir hidupnya? Atau tidakkah bermimpi adanya bendera setengah tiang di seantero negeri ketika ajal menjemput.
BACA JUGA: Ini Dia 11 Fraksi Golkar Yang Pilih Pilkada Langsung
Sebab, kata Fahmi, setiap pemimpin besar di dunia manapun berharap ada legacy bermakna yang ditinggalkan untuk generasi mendatang.
"Mungkin sejarah mencatat tak ada legacy bernilai yang ditinggalkan SBY dan Amien Rais diakhir hidupnya untuk kami dan generasi masa datang. Semoga Tuhan mengampuni kita semua," pungkasnya. (boy/jpnn)
BACA JUGA: Disebut Dekat dengan Jokowi Sinyal Bupati Jadi Menteri?
BACA ARTIKEL LAINNYA... Enam Orang Lolos Seleksi Tahap Ketiga Calon Pimpinan KPK
Redaktur : Tim Redaksi