Trump Kian Populer, Trump Kian Dijegal

Jumat, 04 Maret 2016 – 11:56 WIB
Donald Trump. Foto AFP/dok Jawa Pos

jpnn.com - WASHINGTON – Ternyata banyak pihak di Partai Republik yang cemas jika Donald Trump akhirnya mengantongi tiket untuk melenggang ke pemilihan presiden Amerika Serikat. Kecemasan itu diungkapkan setelah dengan gemilang Trump menang dalam Super Tuesday.

Rabu waktu setempat (2/3), 60 tokoh partai berlambang gajah itu memaparkan pandangan mereka tentang taipan 69 tahun tersebut dalam sebuah surat terbuka. Intinya, mereka minta bantuan publik agar Trump tidak melenggang ke panggung pemilihan presiden (pilpres). 

BACA JUGA: Jurnalis yang Bunuh 5 Jurnalis Itu Divonis Mati

''Pernyataan-pernyataan Trump menggiring kami pada keputusan bahwa jika nanti dia menjadi presiden maka dia akan meng­gunakan otoritas dan wewenangnya untuk berbuat sesuka hati. Itu akan membuat Amerika tidak aman,'' papar para politikus senior Republik tersebut. 

Robert Zoellick, mantan direktur Bank Dunia, merupakan salah seorang tokoh senior Republik yang ikut mencantumkan namanya di kolom penulis surat. Bersama mantan Menteri Keamanan Dalam Negeri Michael Chertoff dan mantan pejabat Pentagon Dov Zakheim, Zoellick berusaha mengerem popularitas Trump. Dan, pada akhirnya, mencegah Trump duduk di panggung pilpres sebagai capres Republik.

BACA JUGA: Ini Gadis Cantik, Miliarder Termuda di Dunia

''Dia (Trump) pernah mengatakan bahwa presiden punya kuasa untuk menarget orang-orang yang menghina atau men­ghujatnya. Ini paparan yang bisa mengancam kebebasan sipil di Amerika Serikat (AS),'' lanjut para tokoh Republik tersebut dalam surat mereka. Mereka yang membubuhkan tanda tangan dalam surat terbuka itu rata-rata adalah tokoh sentral kebijakan luar negeri dan kaum neokonservatif. 

Surat terbuka yang diunggah di situs War on the Rocks itu juga melampirkan daftar komentar kontroversial Trump tentang kebijakan luar negeri AS. Salah satu di antaranya adalah komentar antimuslim yang sempat memantik reaksi luas di Inggris dan negara Eropa lainnya. ''Sebagai pendukung Republik yang setia, kami tidak bisa membiarkan Trump mengan­tongi tiket partai (menuju pilpres),'' tegas 60 tokoh itu. 

BACA JUGA: Korea Utara Tembakkan Rudal usai Dapat Sanksi PBB

Bryan McGrath, mantan petinggi Angkatan Laut (AL) sekaligus penasihat politik Mitt Romney, menyambut baik surat terbuka Republik tersebut. ''Mereka adalah sekumpulan orang-orang waras,'' katanya tentang 60 tokoh Republik yang menulis surat terbuka tersebut. Namun, dia khawatir surat itu justru akan dimanfaatkan sebagai amunisi oleh Trump untuk menggalang lebih banyak simpati. 

Unggul di tujuh negara bagian dalam perhelatan Super Tuesday di 11 negara bagian itu membuat Trump kian populer. Potensi bertambahnya dukungan publik pun kian terbuka lebar. Apalagi, sebelumnya, dia menang di tiga negara bagian. Rekor tersebut belum bisa disamai dua pesaing terdekatnya, Senator Ted Cruz dan Senator Marco Rubio. 

Tidak hanya menjalarkan kecemasan dalam tubuh internal partai, kegemilangan Trump juga membuat negara-negara Eropa khawatir. Khususnya, Jerman. ''Di Jerman dan Eropa sedang ada ancaman politik dalam negeri. Dan, saya juga melihat fenomena yang sama di AS dalam masa kampanye presiden seperti sekarang. Yakni, politik ketakutan,'' ujar Menteri Luar Negeri Frank-Walter Steinmeier. 

Saat ini, menurut Steinmeier, sebagian masyarakat Negeri Paman Sam sedang cemas, khususnya kalangan Republik. Mereka tidak pernah menduga Trump akan mendapatkan reaksi sepositif ini. Bayangan dia menjadi presiden mulai menakuti mereka. (AFP/Reuters/BBC/hep/c17/ami/pda) 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ada Puing Pesawat di Selat Mozambik, Diduga dari Malaysia Airlines


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler