jpnn.com, WASHINGTON - Gedung Putih berencana memberikan kewarganegaraan Amerika Serikat (AS) bagi hampir dua juta orang imigran dengan imbalan AS mendapat dana untuk pembangunan dinding perbatasan dengan Meksiko.
Rencana tersebut disarankan oleh seorang pembantu senior Trump menjelang perundingan dengan legislatif dari Partai Demokrat.
BACA JUGA: Panas! Trump Minta Erdogan Berhenti Menyebar Kebohongan
Rancangan Undang-Undang (RUU) yang diusulkan meminta dana bagi pembangunan tembok perbatasan Meksiko sebesar USD 25 miliar.
Namun Partai Demokrat yang menentang pendanaan untuk dinding tersebut mengkritik keras rencana tersebut.
BACA JUGA: Trump Gagal, AS Cuma Peringkat 8 Negara Terbaik Dunia
Menurut media AS, rencana tersebut muncul dalam sebuah konferensi pada hari Kamis antara Kepala Kebijakan Gedung Putih Stephen Miller dan Pembantu Kongres Republikan.
Seperti dilansir BBC, Jumat, (26/1), Miller dilaporkan menggambarkan rencana Gedung Putih ini sebagai konsesi dramatis.
BACA JUGA: Pemerintah AS Buka Lagi, Tak Ada yang Jadi Pemenang
Cetak biru rencana dramatis tersebut menetapkan jangka waktu 10-12 tahun untuk AS dapat memberikan kewarganegaraan bagi 1,8 juta orang.
Sebanyak 1,8 juta imigran ini termasuk sekitar 700 ribu orang yang disebut peraih American Dream—imigran yang secara ilegal memasuki AS sebagai anak-anak dan terlindungi dari deportasi di bawah program era Obama, Deferred Action for Childhood Arrivals (DACA).
Juga termasuk 1,1 juta imigran lainnya yang tidak mengajukan permohonan untuk DACA namun berhak mengikuti skema ini.
Kerangka kerja Gedung Putih juga berusaha mengakhiri dua inisiatif lain yang sering dikritik oleh Presiden Donald Trump.
Rencana ini sebenarnya ditargetkan untuk membatasi migrasi berantai. Penduduk AS hanya bisa mendapatkan visa bagi pasangan dan anak-anak mereka, bukan bagi anggota keluarga besar mereka.
Gedung Putih juga ingin memilah-milah lotere visa keragaman, di mana 50.000 orang dari seluruh dunia setiap tahun memenangkan Green Card (U.S. permanent resident) secara acak. (BBC/ce1/met/JPC)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tur Timur Tengah, Wakil Trump Malah Ditolak di Mana-Mana
Redaktur & Reporter : Adil