jpnn.com, JAKARTA - Tsunami Selat Sunda yang menerjang Banten dan Lampung akhir pekan lalu menyebabkan 429 korban meninggal dunia. Selain meninggal, tercatat 154 korban hilang, 1.486 luka-luka dan 16.082 mengungsi.
"Sebanyak 882 unit rumah rusak," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, Selasa (25/12).
BACA JUGA: Daftar Hoaks Terkait Bencana Tsunami Selat Sunda, Perangi!
Ada pula sekitar 73 penginapan, 60 warung rusak, 434 perahu dan kapal, 24 kendaraan roda empat, 41 kendaraan roda dua, satu dermaga dan satu shelter rusak.
Sutopo memerinci dampak tsunami di Kabupaten Pandeglang, tercatat 290 korban meninggal dunia, 77 hilang, 1.143 Luka – Luka, 14.395 mengungsi. Sedangkan 443 unit rumah, 350 perahu, 69 hotel, 24 unit kendaraan roda empat, 41 sepeda motor mengalami kerusakan.
BACA JUGA: Menerjang Tsunami, Kapal Rasyim Mendaki Sampai Tegak Berdiri
Di Kabupaten Serang, tercatat 29 korban meninggal dunia, 68 hilang, 62 luka-luka, 83 mengungsi. Sebanyak 40 unit rumah rusak. Di Kabupaten Lampung Selatan, tercatat 108 korban meninggal dunia, 279 luka-luka, sembilan hilang. Pengungsi mencapai 1.373 jiwa. Rumah rusak berat 302 unit, dan yang terdampak ada 200 buah.
Untuk Kabupaten Tanggamus, satu korban meninggal dunia, empat rumah, empat penginapan, satu shelter dan satu dermaga, serta 70 perahu nelayan rusak.
BACA JUGA: 3 Nelayan Lihat Gunung Anak Krakatau Pecah Sebelum Tsunami
Kabupayen Pesawaran, tercatat satu korban meninggal dunia, satu luka-luka, 231 mengungsi, 53 rumah rusak berat. Sebanyak 82 unit rumah rusak ringan. Serta 14 unit perahu nelayan rusak.
Jadi, total kerusakan di lima kabupaten pada dua provinsi itu adalah 882 unit rumah, 73 penginapan, 60 warung, 434 perahu dan kapal, 24 mobil, 41 sepeda motor, satu dermaga dan shelter rusak.
Lebih lanjut Sutopo menuturkan bahwa status Gunung Anak Krakatau tetap Waspada (Level 2). "Dengan radius dua kilometer dari puncak kawah tidak boleh ada aktivitas masyarakat," pungkasnya. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Nia Selamat dari Bencana Tsunami Anyer
Redaktur & Reporter : Boy