jpnn.com - YANGON - Pertemuan Minggu malam lalu (15/12) ternyata tidak sia-sia. Pertemuan antara tim pelatih dan manajemen timnas yang membicarakan strategi meloloskan diri ke semifinal lewat jalur head to head itu ada untungnya juga. Sebab, setelahnya, Garuda Muda mampu menyatukan visi untuk menang tanpa beban.
Menang tanpa beban yang dimaksud di sini adalah menang dengan hanya menciptakan sebiji gol ke gawang tuan rumah Myanmar. Tidak harus menggelontor gawang The White Angels - julukan timnas Myanmar - dengan empat gol tanpa balas demi mengejar agregat gol minus yang dialami Ramdani LEstaluhu dkk.
BACA JUGA: Bergantung Komite Banding-Komite Kompetisi
Alhasil, dengan menanamkan target menang tanpa beban itulah timnas bak tampil kesetanan. Tampil di hadapan pendukung Myanmar di Thuwanna Youth Training Centre (YTC) Stadium, tadi malam, Indoensia mampu mempermalukan Myanmar dengan skor tipis sebiji gol, seperti apa yang direncanakan sebelumnya.
Dengan kemenangan ini, maka Indoensia menempati posisii runner up di bawah Thailand yang hanya mampu bermain imbang dengan Kamboja di laga pertama sejam sebelumnya. Thailand mengemas delapan poin, sedangkan Indonesia mengoleksi tujuh poin. Sama seperti pencapaian Myanmar. Indonesia unggul dari head to head.
Babak semifinal masih akan berlangsung pada 19 Desember mendatang di Zeyar Thiri Stadium, Naypyitaw. Indoensia masih harus menunggu siapa tim yang menjadi pemuncak klasemen di Grup A.
BACA JUGA: Mulai Siapkan Pemain Muda
Posisi puncak akan diperebutkan antara Malaysia dan Vietnam yang bakal berlaga hari ini. Sementara Thailand akan menghadapi Singapura yang dari catatan poinnya kukuh di posisi runner up.
Usai pertandingan, pelatih Rahmat Darmawan menganggap permainan anak asuhnya sudah ada di peak performance-nya. Hanya, dia mengingikan tidak sampai laga kemarin saja permainana apik itu dilakukann anak asuhnya.
"Perjalanan masih panjang, segera lupakan kemenangan ini, dan mulai fokus ke pertandingan berikutnya, antara lawan Malaysia atau Vietnam," ujarnya di sesi press conference.
Dia mengacungi jempol permainan anak asuhnya yang bisa bermain jauh lebih bagus daripada tiga pertandingan sebelumnya. Tidak ada sedikitpun kelemahan dari sisi power ataupun startegi yang gagal dijalankan penggawa timnas. Hanya mungkin dari sisi penyelesaian akhir yang tetap mampet.
RD -sapaan akrab Rahmat Darmawan - mengakui jika dari awal pihaknya menginstruksikan anak asuhnya untuk bermain layaknya tim underdog. Bermain enjoy tanpa ada tekanan apapun, baik untuk menang ataupun untuk melenggang ke babak semifinal SEA Games 2013 ini.
BACA JUGA: Mercedes Turunkan Rosberg
"Dan hasilnya, anak-anak tampil lepas, sorak sorai pendukung tuan rumah pun tidak berarti apa-apa bagi mereka," imbuhnya.
Lebih lanjut, pelatih yang musim depan menukangi PErsebaya Surabaya di Indoensia Super League (ISL) itu bakal kembali mengagendakan persiapan bagi timnya hari ini. Rencananya, hari ini timnas akan diboyong menuju ke Naypyitaw. "Fokus kami sekarang adalah melakukan recovery kepada pemain," cetusnya.
Di sisi lain, sejak awal pertandingan, publik Myanmar sudah mempertanyakan langkah pelatih Park Sung-hwa yang membangkucadangkan dua pemain kuncinya, Kyaw Ko Ko dan Kyi Lin. Sepertinya, Sung-hwa meremehkan kekuatan Indoensia yang sebelumnya selalu kesulitan untuk memenangi pertandingan.
Mencoba menurunkan Kyaw Ko Ko pada awal babak kedua pun dianggap sudah telat karena Indonesia sudah dalam posisi tune in. "Saya tentu punya alasan tersendiri kenapa membangkucadangkan Kyaw Ko Ko ataupun Kyi Lin. Pastinya itu strategi saya, dan saya akui saya salah," sebutnya.
Sung-hwa pun mengaku dampak besar sudah dia rasakan sejak menukangi Kyaw Zayar Win dkk di SEA Games kali ini. Sebagai tuan rumah yang belum merasakan juara cabor sepakbola di SEA Games, Myanmar tentunya ingin mengawinkan juara umum dan juara di sepakbola SEA Games ini.
"Dan saya akui, ekspektasinya terlalu besar bagi saya. Sekarang, sayalah yang paling bertanggug jawab dengan kekalahan tim ini," pungkasnya. (ren/dra)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Muenchen Waspadai Trio Jerman di Arsenal
Redaktur : Tim Redaksi