jpnn.com - TAN--Satuan Polisi Pamong Praja (Pol PP) Padang menggandeng tim Satuan Koordinasi Keamanan dan Ketertiban Kota (SK4) menggelar razia penyakit masyarakat, serta kartu identitas di sejumlah tempat hiburan malam, Jumat (10/1) dini hari.
Dalam razia tersebut terjaring tujuh ABG, karena tidak memiliki kartu identitas dan masih di bawah umur. Dua di antaranya tercatat sebagai pelajar di salah satu SMA di Kota Padang.
BACA JUGA: Ratusan Materai Palsu dan Ganja Diamankan
Pantauan Padang Ekspres (grup JPNN), razia mendadak ini pertama menyisiri pub malam di bilangan Pondok. Para pengunjung yang tengah asyik menikmati dentuman musik kaget melihat kedatangan petugas Pol PP. Setiap pengunjung diminta menunjukkan kartu identitas.
Di pub tersebut, tujuh remaja ABG terjaring karena tidak memiliki kartu identitas dan di bawah umur. Tujuh ABG tersebut adalah M, D, A, V, NT, DA, dan R. Semuanya wanita dan berusia rata-rata di bawah 17 tahun. Setelah dijaring, mereka dibawa ke Kantor Pol PP untuk didata.
BACA JUGA: Bahan Bom ATM Malang Mirip Bom Bali
"Semua didata. Jika benar pelajar, maka dipanggil pihak sekolah dan orang tuanya. Kemudian dibuat surat perjanjian di atas segel. Namun jika ada unsur PSK, kami kirim ke Panti Andam Dewi," kata Kepala Kantor Pol PP Padang Andree Harmadi, kepada wartawan, kemarin.
Andree menegaskan pihaknya tidak akan mentolerir remaja di bawah umur berada di tempat hiburan seperti kafe, warnet, dan hotel, apalagi pada malam hari. "Jika tak menerapkan aturan ketat untuk pengunjung di bawah umur (pelajar red), tempat itu akan ditutup. Karena memang ini pelanggaran berat perda Kota Padang," tegas mantan Camat Lubukkilangan itu.
BACA JUGA: Gerebek Gudang Elpiji Oplosan
Pejabat yang juga Ketua KNPI Kota Padang itu juga meminta pengelola hiburan malam untuk memperketat masuknya pengunjung, agar para remaja di bawah untuk tidak bisa lewat. Sedangkan pihak sekolah diharapkan meningkatkan pembinaan keagamaan, dan menyosialisasikan buruknya dampak jika anak-anak di bawah umur jika masuk tempat hiburan malam. Remaja bisa terperangkap pada perilaku maksiat dan kehidupan hedonis.
"Saya kira jelas membedakan mana pengunjung yang dewasa dengan pengunjung di bawah umur (pelajar red). Bagi pihak sekolah juga penting pembinaan bersifat keagamaan. Tegaskan pada pelajar agar tidak mendekati tempat-tempat maksiat," imbaunya.(c)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sadis, Gadis Tewas Dicincang
Redaktur : Tim Redaksi