jpnn.com, BATAM - Badan Pengusahaan (BP) Batam akan melelang pengelolaan air Pulau Batam pada akhir tahun 2018 nanti. Hingga saat ini, sudah ada tujuh investor potensial yang berminat mengikuti lelang ini.
"Lelang pengelolaan air Batam akan digelar pada akhir 2018 atau di awal 2019. Lelangnya bersifat terbuka," kata Deputi IV BP Batam, Robert Purba Sianipar, seperti dilansir Batam Pos (Jawa Pos Group) hari ini.
BACA JUGA: Fitch Rating Tegaskan Indonesia Layak Investasi
Robert belum bisa menjelaskan nama-nama dari tujuh investor yang berminat tersebut. Tapi dia menyebut mereka datang dari dalam dan luar negeri.
"Ada perusahaan dari Jepang dan Korea. Dan ada juga investor lokal yang datang dari Jakarta," ungkapnya.
BACA JUGA: Lifting Migas Jeblok, Pemerintah Jorjoran Insentif
ATB yang telah mengelola air bersih di pulau berbentuk Kalajengking ini selama 22 tahun juga boleh ikut. "Mereka sudah punya pengalaman yang dibutuhkan untuk mengelola air di Batam," jelasnya.
Sedangkan bagi investor asing yang berniat mengikuti lelang, mereka harus mengajak partner lokal sesuai dengan peraturan dari Badan Koordinasi Penanaman Modal untuk bisa berinvestasi di Indonesia.
BACA JUGA: Realisasi Investasi di Kawasan Timur Indonesia Melejit
Sebelum lelang, BP Batam akan mempersiapkan tim evaluasi akhir kontrak kerja ATB. Tim tersebut terdiri dari BP Batam dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
"Dan selanjutnya meminta Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk melakukan audit terhadap ATB. Tim ini sudah mulai bergerak,” jelasnya lagi.
Di ujung kontrak, seluruh aset ATB yang diperkirakan telah mencapai Rp 1 triliun akan kembali ke BP Batam.
“Aset-aset tersebut antara lain pipa-pipa, jaringan pipa baru, Water Treatmant Plant (WTP), dan sarana lainnya akan kembali ke BP Batam,” tambah Robert.
Robert mengakui bahwa BP Batam tak bisa sepenuhnya mengelola air karena tupoksi utamanya adalah mempercepat investasi di Batam.
“Kontrol tetap di BP Batam dan pengelolaan air dan distribusinya dipercayakan kepada pihak swasta yang akan berperan seperti sebuah Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di Batam,” jelasnya.
Menurut Robert, ATB sudah bekerja dengan sangat baik dengan tingkat distribusi air mencapai 98 persen dan tingkat kebocoran di bawah 15 persen.
“Memang pada awalnya pengelola air akan merugi nantinya. ATB saja merugi selama 8 tahun terlebih dahulu,” ungkapnya.
Konsesi ATB akan berakhir pada November 2020. Namun selama enam bulan setelahnya, ATB masih bertanggungjawab untuk mengurus pengelolaan air di Batam sebelum menyerahkannya kepada pemenang tender.(leo)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kembangkan Bandara Hang Nadim, BP Undang Sebelas Investor Ini
Redaktur & Reporter : Budi