Tujuh Mobil Terseret Longsor, Dua Meninggal

Sabtu, 04 Maret 2017 – 15:05 WIB
Ilustrasi POlice line. Foto: AFP

jpnn.com - jpnn.com - Jalan lintas antara Sumatera Barat dan Riau putus total karena longsor dan banjir yang terjadi sejak Jumat (3/3) dini hari.

Berdasar data sementara, tujuh unit kendaraan terseret dan tertimbun longsor.

BACA JUGA: Empat Desa Longsor di Kintamani Segera Direlokasi

Dua korban meninggal dan lima orang luka-luka berhasil dievakuasi.

Diperkirakan masih ada korban lain yang tertimbun material longsor.

BACA JUGA: Longsor Tiga Desa di Kintamani, 12 Tewas

Personel Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota, tim kesehatan Dinkes, dan Polres Limapuluh Kota yang dibantu dua unit alat berat berhasil menemukan dua korban meninggal.

Diduga, mereka merupakan penumpang kendaraan yang terseret longsor.

BACA JUGA: Tolong, 15 Longsor Timbun Rumah Warga!

Kendaraan yang terseret longsor, antara lain, 2 unit Colt Diesel, 2 L300, 1 Mitshubishi Mirage, dan 2 Toyota Avanza.
Korban yang berhasil dievakuasi dibawa ke Poskesri, Nagari Koto Alam, Kecamatan Pangkalan Koto Baru.

"Saya berhasil keluar dari mobil setelah diseret dan dihantam material longsor. Namun, Romi Emrizal, anak saya, hingga saat ini belum bisa ditemukan," ungkap Rajab, 55.

Dia adalah salah seorang korban selamat sekaligus pemilik Colt Diesel pengangkut barang dagangan yang hendak menuju Kota Pakanbaru, Jumat sore.

Dia bersama sopirnya berhasil selamat dari maut, tapi anaknya yang saat itu berada di luar kendaraan diperkirakan dihantam material longsor.

Berapa jumlah pasti kendaraan yang terseret dan tertimbun material longsor belum bisa dipastikan.

Sebab, menurut keterangan pengendara dan saksi, terdapat sembilan unit kendaraan yang berada tepat di dekat lokasi longsor.

Kejadian berlangsung sekitar pukul 09.00 saat puluhan unit kendaraan terjebak macet di jalan lintas Sumbar-Riau di perbatasan Nagari Kotoalam dengan Nagari Manggilang, Kecamatan Pangkalan Koto Baru.

Sebab, ada material longsor yang menimbun badan jalan di arah Kota Pekanbaru.

Badan jalan dipenuhi kendaraan dengan tiga jalur kendaraan ke arah yang sama.

Kemudian, tanah di lereng perbukitan sebelah kiri bergerak meluncur cepat ke arah jurang di sisi kanan badan jalan.

Kontan saja antrian kendaraan yang terjebak macet terhantam hingga terseret ke jurang.

"Suara gemuruh seiring dengan pergerakan material lonsor tanah yang bercampur batu menghantam sejumlah kendaraan. Kami berempat di mobil Avanza tidak sempat keluar. Hingga akhirnya, kami terseret dan terguling entah berapa kali sampai ke dalam jurang," ungkap Irwan, 36, salah seorang korban.

Kendati tidak menimbulkan luka serius, peristiwa tersebut membuat Iwan dan kawan-kawannya cukup trauma.

Kaca kendaraan yang pecah karena benturan menjadi satu-satunya pintu untuk bisa keluar dari mobilnya.

Petugas BPBD, tim medis dari Dinas Kesehatan Kabupaten Limapuluh Kota yang dipimpin Wabup Ferizal Ridwan, dan Kapolres AKBP Bagus Suropratomo Oktoberianto yang rencananya menuju Nagari Pangkalan untuk melakukan evakuasi dan memberikan bantuan kemanusian korban banjir tak bisa menembus jalur yang longsor.

"Mudah-mudahan alat berat yang dikerahkan bisa segera membersihkannya," ucap Ferizal di lokasi longsor.

Bukan hanya di jalan lintas Sumbar-Riau, hujan lebat berkepanjangan sejak beberapa hari belakangan membuat sejumlah tempat di Kabupaten Limapuluh Kota kembali ditimpa bencana.

Banjir terparah terjadi di Kecamatan Pangkalan. Ratusan rumah penduduk, sekolah, dan rumah ibadah terendam.

Bahkan, kantor Polsek Pangkalan terendam hingga kedalaman 2 meter.

Masjid Raya Pangkalan juga nyaris tertutup genangan dan hanya tampak atapnya karena terendam air Sungai Batang Maek yang meluap. (fdl/c24/ami/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler