jpnn.com, MATARAM - Jumlah Warga Negara Indonesia (WNI) yang ada di Qatar saat ini sebanyak 29 ribu orang. Sekitar tujuh persen atau 2030 orang di antaranya merupakan warga asal Nusa Tenggara Barat (NTB).
Sebagian besar merupakan expatriat, yang sebagian besar bekerja di sektor formal seperti konstruksi, oil and gas industry dan sebagainya.
BACA JUGA: Menlu Retno Dapatkan Apresiasi dari PKS
”Mereka bukan pekerja informal tetapi pekerja formal,” kata Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (PWNI-BHI) Kementerian Luar Negeri Lalu Muhammad Iqbal saat berkunjung ke kantor Lombok Post (Jawa Pos Group), belum lama ini.
Para WNI itu masih tetap bertahan, meski krisis diplomatik tengah dialami Qatar, yang berujung pada pemutusan hubungan diplomatik oleh negara-negarar teluk, dan membuat negara kaya raya itu kini terisolasi.
BACA JUGA: Ketua DPR Imbau Warga Indonesia di Qatar Tetap Tenang
Muhammad Iqbal menjelaskan, KBRI sudah membuat komunikasi yang intensif dengan WNI, dan sudah menunjuk kontrak poin di setiap kumpulan WNI yang ada di Qatar. Pihaknya juga terus memberikan perkembangan informasi secara intensif, termasuk memberitahukan tentang kontijensi plan. Jika ada sesuatu, maka ada langkah-langkah yang bisa dilakukan WNI.
”Meskipun belum ada tanda-tanda kita perlu mengaplikasikan kontijensi plan,” kata Iqbal.
BACA JUGA: Rusia Dituding jadi Biang Kerok Kisruh Qatar
Kondisi WNI di Qatar saat ini menurut Iqbal masih stabil, meski di hari pertama sempat panik tapi sejak hari kedua dan ketiga sudah berangsur baik. Tidak ada kepanikan berlebihan. Meski demikian, pihaknya tetap membuat assessment mengenai kondisi keamanan sampai beberapa hari ke depan.
”Sampai saat ini tidak ada indikasi yang membuat kita harus menerapkan kontijensi plan yang sudah kita susun," ujarnya.
Sementara untuk jamaah umrah, menurut Iqbal tidak ada masalah, pihaknya sudah melakukan pemulangan terhadap 800 orang jamaah menggunakan Saudi Air. Tapi karena tidak langsung ke Indonesia, pesawat mendarat dulu di Malaysia, sebelum ke Indonesia.
Ia menambahkan, untuk memantau perkembangan sutuasi, koordinasi tidak hanya dilakukan dengan KBRI di Doha Qatar, tetapi juga dengan kedutaan di Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan negara sekitarnya, untuk memantau kondisi negara-negara sekitar yang melakukan embargo dan langkah apa saja yang akan mereka lakukan.
Ia optimistis kondisi di Qatar akan kembali normal, sebab banyak negara berkepentingan atas stabilitas Qatar, seperti Amerika Serikat yang memiliki pangkalan militer di sana, juga Mesir sebanyak 29 ribu warganya bekerja di Qatar. Sehingga menurutnya, Indonesia perlu berhati-hati menyikapi polemik Qatar, apalagi Indonesia memiliki hubungan yang baik dengan semua negara teluk tersebut.(ili/r5)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kisah Warga Palembang Bertahan Hidup di Qatar Usai Boikot 6 Negara
Redaktur & Reporter : Friederich