Rusia Dituding jadi Biang Kerok Kisruh Qatar

Kamis, 08 Juni 2017 – 09:10 WIB
'Doha'. Foto: AFP

jpnn.com, DOHA - Rusia dituding sebagai aktor utama kisruh peretasan yang berujung isolasi terhadap Qatar. Yang menuding adalah badan intelijen AS alias FBI.

Rusia tentu saja langsung menampik semua tudingan tersebut. ’’Itu adalah klaim basi karena tidak pernah ada bukti. Kesimpulan telah dibuat sebelum insiden tersebut diselidiki,’’ ujar Penasihat Keamanan Cyber Kremlin Andrei Krutskikh, Rabu (7/6) kemarin.

BACA JUGA: Negara-Negara Arab Ribut, Umat Islam Sedunia Rugi

FBI memang telah mengirimkan tim ke Doha untuk membantu pemerintah Qatar menyelidiki insiden peretasan di kantor berita mereka pada 23 Mei yang berujung pada kemarahan negara-negara tetangganya. Lembaga yang sementara dipimpin oleh Andrew McCabe itu meyakini bahwa para peretas dari Rusia lah yang memasukkan berita palsu.

Dalam berita palsu tersebut, Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani mengkritik kebijakan AS terhadap Iran. Dia juga memuji Iran sebagai negara yang menjadi kekuatan Islam. Komentar itu membuat negara-negara tetangganya panas. Sebab, selama ini Iran yang mayoritas penduduknya Syiah bertentangan dengan Saudi, Bahrain, dan Uni Emirat Arab (UEA) yang didominasi oleh Sunni.

BACA JUGA: Indonesia Cabut Lisensi Terbang Qatar Airways?

UEA kemarin menerapkan aturan-aturan baru yang lebih ketat. Salah satunya, larangan bagi para penduduknya agar tidak bersimpati pada Qatar. Baik secara lisan, tulisan, maupun via media sosial. Yang ketahuan bakal dihukum maksimal 15 tahun penjara atau denda minimal 500 ribu dirham (Rp 1,8 miliar).

Selain itu, siapa pun pemegang paspor Qatar tidak boleh masuk ke negara tersebut, bahkan hanya untuk sekadar transit. Hal itu berlaku pada ekspatriat UEA yang tinggal dan berpaspor Qatar.

BACA JUGA: Lisensi Qatar Airways Dicabut? Ini Penjelasan Menhub

Sementara itu, negara-negara yang memutus hubungan diplomatik dengan Qatar bertambah menjadi sembilan. Yaitu, Bahrain, Arab Saudi, UEA, Mesir, Yaman, Libya Timur, Maladewa, Mauritius, dan Mauritania. (reuters/arabnews/aljazeera/cnn/sha/c20/any)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kisah Warga Palembang Bertahan Hidup di Qatar Usai Boikot 6 Negara


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler