Tujuh Warga Bogor tengah Jadi Korban Tanah Longsor

Kamis, 29 Agustus 2019 – 06:18 WIB
Makam warga hilang diterjang longsor. Foto: Radarbogor.id

jpnn.com, BOGOR - Bencana tanah longsor terjadi di Desa Tajurhalang, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu sore.

Peristiwa ini membuat dua rumah rusak dan tujuh orang penghuninya menjadi korban.

BACA JUGA: BNPB: 30 Orang Meninggal dan 6 Masih Hilang

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pusat Data Informasi dan Humas pada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Agus Wibowo menyebutkan bahwa longsoran yang terjadi akibat hujan deras itu terjadi sekitar pukul 16.00 WIB.

"Sedikitnya tujuh jiwa dari 2 KK menjadi korban terdampak dalam peristiwa tersebut," terangnya dalam siaran pers yang diterima Antara di Bogor.

BACA JUGA: Diterjang Banjir dan Longsor, Jalur Bengkulu – Sumbar Putus Total

BACA JUGA : Garap Proyek Kereta Api, 17 Buruh Tiongkok Tertimbun Longsor

Dia mengatakan, bencana tanah longsor itu terjadi karena kondisi tanah di sekitar tempat kejadian perkara (TKP) labil saat intensitas curah hujan sedang tinggi.

BACA JUGA: Korban Meninggal Akibat Banjir dan Longsor di Bengkulu Bertambah Jadi 17 Orang

Agus Wibowo menyebutkan bahwa Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor segera melakukan kaji cepat sebagai upaya penanggulangan bencana tanah longsor.

Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan penjelasan terkait fenomena hujan di Bogor, Jawa Barat yang tengah dalam kondisi musim kemarau panjang.

"Fenomena ini karena ada faktor regional yang menyebabkan hujan. Biasanya adanya perlambatan angin di sekitar khatulistiwa yang menyebabkan arah atau belokan angin di sekitar Jawa Barat dan Banten," ujar Kepala Stasiun Meteorologi BMKG, Cisarua Bogor, Asep Firman Ilahi.

Karena itu, menurut Asep Firman Ilahi perlambatan angin di sekitaran khatulistiwa membuat potensi pertumbuhan awan hujan menjadi tinggi.

Dia membeberkan, hujan yang terjadi di sebagian wilayah Bogor ini bukan berarti tanda-tanda dari peralihan musim kemarau ke musim hujan. Dia memberikan indikator peralihan musim, yakni terjadinya hujan secara berturut-turut selama 10 hari atau 1 dasarian.

Berdasarkan hasil prediksinya, musim hujan di wilayah Bogor baru akan terjadi pada akhir bulan September. Kemudian musim hujan secara menyeluruh ketika memasuki dasarian 1 bulan. (ant/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Update Banjir dan Longsor Bengkulu: 29 Korban Meninggal, Dua Kecamatan Terisolir


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler