Pakar mikrobiologi Dr Padraig Strappe mengatakan tulang rawan buaya bisa menjadi kunci dalam mengobati nyeri dan radang sendi pada manusia.
Dr Strappe bersama tim peneliti dari Central Queensland University Australia telah melakukan berbagai percobaan mengekstraksi faktor pertumbuhan dari tulang rawan buaya dan menghilangkan protein yang memicu respons kekebalan pada manusia.
BACA JUGA: Televisi Australia Sky News Minta Maaf Wawancarai Tokoh Ekstrim Kanan
"Hasilnya berupa sup atau lem yang mungkin mendukung sel induk dewasa kita, yang diambil dari jaringan lemak atau sumsum tulang, untuk menjadi tulang rawan," jelas Dr Strappe.
"Kami berharap hal ini membantu perbaikan tulang rawan, yang banyak dialami penduduk lansia," tambahnya.
BACA JUGA: Gempa Lombok Tewaskan 82 Orang, Australia Tawarkan Bantuan
Setelah 'sup' tulang rawan buaya itu ditambahkan ke sel induk orang dewasa, lalu dicetak menggunakan printer 3D sehingga bisa disuntikkan atau ditanam ke persendian manusia yang telah rusak.
"Jika mengalami cedera traumatis pada persendian, terutama lutut, ada retakan atau celah. Hal itu tidak memiliki sistem perbaikan endogen karena tulang rawan memang tak memiliki suplai darah," kata Dr Strappe.
BACA JUGA: PM Turnbull Dituding Permalukan Tetua Aborijin
Dia menggambarkan kondisi ini sebagai lubang yang harus diisi.
"Dengan cetakan 3D kita bisa meniru lubang atau celah itu. Para bedah ortopedi bisa mengisinya dengan eksplan tulang rawan untuk memperbaiki persendian tersebut," katanya.
Dr Strappe mengatakan hal ini berpotensi menggantikan pengobatan Arthroscopy banyak dijalani pasien cedera tulang rawan.
"Kami ingin mencapai perbaikan jangka panjang pada tulang rawan sehingga orang dapat kembali bekerja dan berolahraga," tuturnya.
Penelitian Dr Strappe didorong oleh hasil riset lembaga penelitian Australia CSIRO sebelumnya yang menyusun peringkat proteoglikan di tulang rawan dari sejumlah spesies berbeda.
Disebutkan, buaya menempati urutan teratas dalam daftar tersebut.
"Seekor buaya memiliki sendi artikulasi yang sangat besar, sehingga membutuhkan banyak tulang rawan untuk menopang pergerakan tubuhnya," kata Dr Strappe.
Tulang rawan di sekitar tulang rusuk buaya sangat kaya kandungan proteoglikan. Video: Crocodile cartilage has high levels of proteoglycan, a protein with growth-promoting qualities. (ABC News)
Peternakan buaya
Dr Strappe melakukan penelitiannya di kampus yang tak jauh dari sebuah peternakan buaya, Koorana Crocodile Farm.
Peternakan ini menghasilkan kulit yang akan diekspor ke Italia, serta daging buaya yang akan dijual di dalam negeri.
Sementara tulang rawannya menjadi sampah dan justru hal ini menjadi kesempatan bagus bagi penelitian Dr Strappe.
"Saya mengumpulkan setiap tulang rawan buaya yang masih segar untuk dibekukan," jelas Dr Strappe.
Pengelola Koorana Crocodile Farm Adam Lever mengatakan pihaknya justru terbantu dengan tim peneliti.
"Satu-satunya hal yang kami buang hanyalah tisu bekas lap tangan kami," katanya.
Seluruh bagian tubuh buaya, katanya, dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.
Tulang-belulangnya dijual ke perusahaan makanan anjing, begitupula jeroannya.
Dr Strappe mengatakan timnya kini menunggu pihak perusahaan obat yang berminat mengembangkan dan memasarkan temuan mereka.
Diterbitkan oleh Farid M. Ibrahim dari artikel ABC Australia.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ratusan Warga di NSW dan Victoria Laporkan Penampakan Meteor